Anjlok 6,48% Sejak Awal Tahun, Begini Prediksi IHSG Hingga Akhir 2020

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
IHSG turun 6,87% sepanjang tahun ini hingga penutupan Jumat (14/2) di level 5.866,95. Lalu bagaimana arah IHSG hingga akhir 2020?
Penulis: Ihya Ulum Aldin
15/2/2020, 12.27 WIB

"Semakin cepat dan efektif pengendalian penyebaran virus maka dampaknya akan lebih positif terhadap perekonomian global dan Indonesia," katanya dalam risetnya.

Dia menambahkan, koreksi IHSG yang terjadi akhir-akhir ini sebenarnya memberikan peluang investasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang untuk secara bertahap kembali berinvestasi di pasar saham Indonesia.

(Baca: Lonjakan Terbesar Korban Meninggal Corona, Bursa Saham Asia Turun)

Beberapa sentimen positif yang mungkin mempengaruhi pasar modal hari ini, di antaranya kecepatan eksekusi kebijakan reformis seperti omnibus law. Selain itu, revisi Daftar Negatif Investasi juga bisa menjadi katalis positif yang sangat dinantikan tahun ini.

"Perbaikan sentimen global diperkirakan akan mendorong masuknya aliran dana asing pada pasar saham Asia dimana secara historis inflow pasar saham Asia memiliki korelasi yang tinggi dengan kinerja pasar saham Indonesia," katanya.

Caroline pun mengatakan, untuk investasi jangka pendek , direkomendasikan invetsor untuk memilih sektor yang lebih defensif dengan eksposur yang lebih kecil terhadap ekonomi global dan yang telah terkoreksi tajam, seperti misalnya barang konsumsi dan semen.

"Kami akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali," katanya.

(Baca: Tiongkok Pangkas Tarif Impor Produk AS, Bursa Saham Asia Bervariasi)

Rekomendasi Saham untuk Investor

Dengan turunnya indeks saat ini, sejumlah saham dari berbagai sektor masih bisa menjadi pilihan bagi investor untuk menempatkan dananya. Nico, menyarankan agar investor mengkoleksi saham-saham di sektor perbankan investor.

Meski demikian dia menyarankan agar investor mengkoleksi saham-saham perbankan untuk strategi investasi jangka menengah hingga panjang. "Pasalnya dalam jangka pendek, pasar masih berisiko," ujarnya.

Sementara itu Nafan merekomendasikan saham-saham blue chip di tengah kondisi pasar yang masih dipenuhi ketidakpastian. Beberapa saham tersebut seperti Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), Adaro Energy Tbk (ADRO), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Kemudian Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP), Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), Bukit Asam Tbk (PTBA), Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan United Tractors Tbk (UNTR), serta Gudang Garam Tbk (GGRM).

(Baca: IPO Nara Hotel Batal, Analis Nilai Kepercayaan Investor Bakal Menurun)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin