Optimisme Perekonomian Nasional Dorong IHSG Naik 0,64%

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.
Penulis: Happy Fajrian
3/1/2019, 18.12 WIB

Nilai tukar rupiah yang berbalik menguat pada sore ini juga turut memberikan dorongan terhadap pergerakan indeks. Hari ini rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), euro, dan poundsterling. Sementara terhadap mata uang Asia, rupiah hanya melemah terhadap yen dan baht.

Sementara itu mayoritas indeks di Asia hari ini mengalami koreksi. Strait Times terkoreksi 0,86%, Hang Seng turun 0,26%, Shanghai koreksi tipis 0,04%, Nikkei terkoreksi 0,31%, dan Kospi Korea turun 0,81%. Secara keseluruhan, hanya IHSG, PSEi Filipina, dan KLCI Malaysia yang ditutup pada zona hijau. PSEi melesat 2,56%, sedangkan KLCI naik 0,46%.

Investor di Asia jelas mengkhawatirkan kondisi perekonomian yang melambat di Asia yang dimulai dari Tiongkok. PMI manufaktur Tiongkok untuk periode Desember turun menjadi 49,7 dari posisi bulan sebelumnya 50,2. Sejumlah rilis data ekonomi Tiongkok sebulan terakhir memang banyak yang meleset dari perkiraan yang menunjukkan besarnya pengaruh perang dagang dengan AS terhadap perekonomian Tiongkok.

Pada dua hari perdagangan di awal tahun ini, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih relatif sepi. Nilai transaksi perdagangan saham hanya mencapai Rp 7,57 triliun, sedangkan volume saham yang diperdagangkan investor hanya mencapai 10,84 miliar saham. Sisi positifnya, investor asing kembali membukukan pembelian bersih, yaitu sebesar Rp 188,27 miliar.

(Baca: Sri Mulyani Lihat Peluang Pertumbuhan Ekonomi 2018 di Atas 5,15%)

Halaman: