Ekonomi RI Ungguli Malaysia, Meksiko dan Spanyol

Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
6/2/2024, 15.57 WIB

Selain itu, fragmentasi ekonomi sebagai hasil dari meningkatnya tensi geopolitik beserta krisis perubahan iklim juga turut menjadi risiko yang perlu diwaspadai Indonesia ke depan.

Peningkatan Sektor Kontruksi dan Pengolahan

Dari sektor lapangan usaha, sektor konstruksi tumbuh 7,68%, sektor industri pengolahan tumbuh 4,07%, sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh sebesar 7,46%.

Adapun lapangan usaha dengan pertumbuhan kumulatif tertinggi adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuh 13,96 persen. Kemudian disusul oleh jasa lainnya sebesar 10,52% serta akomodasi, makanan, dan minuman 10,01%.

Airlangga mengatakan, pertumbuhan ketiga lapangan usaha tersebut didorong oleh faktor peningkatan mobilitas masyarakat, penyelenggaraan kegiatan internasional seperti Piala Dunia U-18, pertemuan KTT Asean, dan MotoGP Mandalika serta persiapan pemilihan umum (pemilu).

“Lapangan usaha sektor yang paling tumbuh tinggi adalah transportasi dan pergudangan yang tumbuhnya adalah 13,96 persen dan sektor ini tumbuh tinggi karena recover dari Covid-19 kemarin,” kata Airlangga.

Sementara jika dilihat dari sumber pertumbuhan ekonomi secara kumulatif tahun 2023, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 0,95%. Pertumbuhan industri pengolahan disebut terdorong oleh kuatnya permintaan domestik dan global.

Airlangga menambahkan, kinerja cemerlang ekonomi Indonesia turut didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tercatat 4,47%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara kumulatif pada 2023 mencapai 4,82%, sementara pada 2022 dapat mencapai 4,94%.

Halaman:
Reporter: Antara