Advertisement
Advertisement
Analisis | Potensi Ekspor Buah Indonesia Saat Pandemi Covid-19 Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Potensi Ekspor Buah Indonesia Saat Pandemi Covid-19

Foto: 123RF
Nanas, manggis, dan pisang merupakan tiga jenis buah terbanyak yang diekspor Indonesia. Anjuran WHO untuk mengonsumsi buah selama pandemi berpotensi memperluas pasar ekspor buah Tanah Air.
Author's Photo
20 November 2020, 15.32
Button AI Summarize

Tiongkok tercatat sebagai importir manggis terbesar ketiga setelah Hong Kong dan Malaysia pada 2020. Dari awal tahun sampai September tahun ini, impor manggis dari Indonesia sebanyak 10.354.831 kilogram. Hong Kong yang berada di posisi pertama mengimpor 25.608.159 kilogram. Lalu, Malaysia sebanyak 10.693.740 kilogram.

Pisang adalah buah termanis ketiga di pasar ekspor buah Indonesia. Pada 2018, volume ekspornya mencapai 30.377.314 kilogram. Namun trennya terus menurun menjadi 22.744.205 kilogram pada 2019 dan 9.614.657 kilogram per September 2020. Pemerintah pun kini tengah menggenjot ekspor pisang, khususnya jenis cavendish, sebagaimana diungkapkan Sesmenko Perekonomian Susiwijono pada 30 Oktober lalu.

Malaysia adalah importir pisang terbesar Indonesia pada tahun ini dengan 3.137.238 kilogram. Disusul Jepang dengan 1.776.047 kilogram. Di tempat ketiga adalah Tiongkok dengan 1.478.754 kilogram.

Prospek ekspor ketiga jenis buah tersebut kian terang jika melihat tren produksinya selama tiga tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total produksi nanas pada 2017 sebanyak 1.795.982 ton. Angka ini meningkat menjadi 1.805.499 ton pada 2018. Lalu, pada 2019 menjadi 2.196.456 ton.

Produksi manggis pada 2017 tercatat sebanyak 161.751 ton pada 2017. Meningkat menjadi 228.148 ton pada 2018. Lalu, meningkat lagi menjadi 246.476 ton setahun setelahnya. Untuk pisang, produksinya 7.162.678 ton pada 2017, lalu menjadi 7.264.379 ton setahun setelahnya. Pada 2019, angkanya naik menjadi 7.280.659 ton.  

Meskipun tiga jenis buah tersebut laris di pasar global, tapi total volume eskpor buah-buahan Indonesia tercatat terus menurun selama tiga tahun terakhir. BPS mencatat volumenya pada 2017 sebanyak 1.034.120 ton. Lalu menurun 31% menjadi 791.673 ton pada 2018. Pada 2019, turun lagi 5% menjadi 753.341 ton.

Secara nilai juga masih belum stabil. Pada 2017 tercatat sebanyak US$ 362,1 juta. Setahun setelahnya turun 22% menjadi US$ 297,7 juta. Namun, pada 2019 kembali naik 5% menjadi US$ 323,5 juta. Proporsi eskpor buah terhadap total ekspor negeri ini pun hanya 0,47%. Sementara, ekspor pertanian hanya 2,92% dari total ekspor.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkap dua jurus untuk menggerakkan sektor pertanian, termasuk meningkatkan ekspor. Pertama, melalui pengembangan pertanian modern dengan smart farming, green house, food estate, dan korporasi petani.

Kedua, melalui gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) dengan cara kerja sama internasional, menambah ragam komoditas, mendorong munculnya eskportir baru, dan mitra dagang luar negeri. Syahrul menyebut manggis sebagai salah satu yang potensial untuk diekspor lebih banyak.

“Eksportir, pengusaha, jangan bilang enggak ada stoknya. Tanya kami, nanti kami beritahu. Banyak manggis, pisang, siap ekspor,” kata Syahrul dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) 2020, Rabu (18/11).

Halaman:

Editor: Muhammad Ahsan Ridhoi