Advertisement
Advertisement
Analisis | Resesi Ekonomi Berlalu, Kapan Musim Pengangguran Usai? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Resesi Ekonomi Berlalu, Kapan Musim Pengangguran Usai?

Foto: Joshua Siringo-ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Tingkat pengangguran di Indonesia diperkirakan akan terus berkurang setelah pandemi menjungkalkan ekonomi ke jurang resesi pada 2020. Namun, Indonesia mungkin butuh waktu tujuh tahun untuk mengembalikan kondisi seperti masa prapandemi. Mengapa?
Dzulfiqar Fathur Rahman
10 Mei 2022, 07.45
Button AI Summarize

Seiring dengan pembukaan kembali, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perbaikan dalam beberapa indikator ketenagakerjaan pada Agustus 2021 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini termasuk tingkat partisipasi angkatan kerja.

BPS juga mencatat bahwa jumlah iklan lowongan pada laman pencarian kerja jobs.id tercatat sebesar 4.574 pada Agustus 2021. Angka lebih tinggi 49,23% dari tahun sebelumnya, menandai bangkitnya permintaan terhadap tenaga kerja.

Proporsi penduduk usia kerja yang terdampak pandemi, baik yang berhenti ataupun masih bekerja, telah menyusut ke 5,53% pada bulan Februari. Pada tahun sebelumnya, angkanya mencapai 9,30%, menurut data BPS. Sebagian besar dari mereka mengalami pengurangan jam kerja.Tren penurunan ini terlihat di semua kelompok penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19. Jumlah pengangguran akibat pandemi, misalnya, telah turun 40,74% ke sekitar 960,000 orang pada bulan Februari dari tahun sebelumnya.

Bekas luka bagi tenaga kerja berkaitan dengan dampak ekonomi secara keseluruhan dari pandemi. Pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi telah menggeser pertumbuhan PDB Indonesia dari lintasan yang diproyeksikan sebelum pandemi. Kondisi ini sekaligus menandai bekas luka secara luas.

Antara 2019 dan 2024, indeks PDB riil berdasarkan angka aktual dan proyeksi yang dirilis pada bulan April lebih rendah dari proyeksi yang dirilis pada bulan Oktober 2019, berdasarkan data IMF.

Menyusul resesi akibat pandemi, PDB riil Indonesia diproyeksikan akan mencapai Rp13,1 kuadriliun pada 2024. Angka ini lebih rendah 7,01% dari yang diproyeksikan sebelum pandemi.

Josua Pardede, kepala ekonom Bank Permata, mengatakan penurunan tingkat pengangguran membutuhkan waktu sebagian karena semakin banyak orang yang bekerja di sektor jasa.

Josua menambahkan, laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% dapat menyerap kira-kira 500,000 tenaga kerja. Namun daya serap ini semakin menurun seiring dengan berkurangnya distribusi tenaga kerja ke industri.

“Rumusnya adalah bagaimana menggerakan pertumbuhan yang lebih cepat lagi di sektor primer dan sekunder,” kata Josua kepada Katadata dalam wawancara telepon pada Jumat 29 April 2022.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira