Advertisement
Advertisement
Analisis | Menelusuri Asal Wabah PMK yang Serang Hewan Ternak Indonesia Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Menelusuri Asal Wabah PMK yang Serang Hewan Ternak Indonesia

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Indonesia sebetulnya telah bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak 1986. Kini penyakit yang menyerang hewan ternak tersebut kembali melanda dan menyebabkan kerugian hingga triliunan rupiah. India adalah salah satu negara yang dicurigai menjadi asal penyakit ini.
Reza Pahlevi
22 Juni 2022, 12.06
Button AI Summarize

Besarnya impor daging dari India ini membuatnya menjadi negara asal impor terbesar kedua di Indonesia sejak 2010. India dapat mencapai ini meski baru mulai mengekspor daging ke Indonesia pada 2016. Selandia Baru yang sebelumnya menjadi negara asal impor terbesar kedua pun tergeser.

Dampak Ekonomi Virus PMK

Kementerian Pertanian (Kementan) masih menginvestigasi asal virus PMK yang menyebar di Indonesia. Jenis virus O/ME-SA/Ind-2001e yang menyebar ini sebelumnya pernah ditemukan di negara-negara Asia Tenggara lain seperti Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam sejak 2018.

Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) telah menjamin daging yang diimpor dari India sudah bebas dari PMK. Ini karena Bulog telah melakukan uji PCR yang menunjukkan hasil negatif untuk daging yang mereka impor.

Di sisi lain, Dwi menilai Bulog tidak bisa sepenuhnya menjamin daging impor bebas PMK. Ini karena sulitnya menguji PCR daging yang dapat mencapai puluhan ribu ton setiap tahun.

Kementan memperkirakan kerugian akibat penyebaran PMK ini dapat mencapai Rp 9,9 triliun per tahun. Kerugian ini dihitung dari penurunan produksi, kematian ternak, serta pelarangan atau pembatasan ekspor produk ternak dan turunannya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, alokasi penanganan PMK mencapai Rp 180,78 miliar pada 2022. Alokasi ini dibutuhkan untuk pembelian vaksin tiga juta dosis serta pendukungnya.

Kementan juga meminta Kementerian Keuangan membuka blokir automatic adjustment anggaran 2022.  Pembukaan blokir ini dapat memberikan dana sebesar Rp1,17 triliun yang dapat digunakan untuk penanganan PMK.

Biaya Impor Daging India Lebih Mahal 

Meski diklaim lebih murah, ternyata biaya mengimpor daging dari India lebih besar daripada dari Australia dan Selandia Baru. Biaya yang lebih mahal ini jika menghitung harga barang, ongkos kirim, dan asuransi (Cost, Insurance, Freight/CIF value).

Pada 2021, Indonesia mengimpor 84.955 ton daging dari India dengan nilai CIF sebesar US$ 288,45 juta. Ini berarti biaya untuk mengimpor daging dari India sebesar US$ 3,39 per kilogram (kg).

Nilai tersebut lebih besar dari Australia yang sebesar US$ 3,17 per kg dan dari Selandia Baru yang sebesar US$ 3,1 per kg. Indonesia mengimpor 122.863,5 ton daging senilai US$ 389,05 juta dari Australia dan 17.986 ton senilai US$ 55,7 juta dari Selandia Baru pada 2021.

Lebih besarnya biaya impor ini juga yang membuat Dwi mempertanyakan keputusan awal pemerintah mengimpor sapi dari India. Toh, harganya tidak jauh berbeda dari Australia dan Selandia Baru ditambah ada risiko PMK pula.

“Saya kurang tahu apa ada kepentingan lain impor dari India, tapi ini tentu kesalahan besar kita di masa lalu,” kata Dwi.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira