Advertisement
Advertisement
Analisis | Apa yang Dicari Warganet dari Para Bakal Capres 2024 di Google? Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Apa yang Dicari Warganet dari Para Bakal Capres 2024 di Google?

Foto: Joshua Siringo ringo/ Ilustrasi/ Katadata
Dalam setahun terakhir kata kunci terkait Anies Baswedan paling banyak dicari melalui mesin pencari Google. Ini bisa jadi menunjukkan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut punya popularitas tinggi. Meskipun popularitas tersebut bermakna ganda: positif maupun negatif. Seperti apa popularitas para bakal calon presiden 2024 di Google?
Vika Azkiya Dihni
17 Maret 2023, 10.45
Button AI Summarize

Topik terkait Ganjar yang banyak dicari warganet dan pencariannya melesat paling tinggi dalam setahun terakhir adalah soal “banjir pesisir”, “koalisi”, “Badan Amil Zakat Nasional”, “uban”. Kueri terkait Ganjar adalah “pasangan ganjar pilpres 2024”, “kode keras Jokowi disambut relawan Ganjar”, “ramai-ramai kritik Ganjar soal banjir rob, “uban”, “ganjar rambut hitam”, “banjir rob Jateng”.

Sementara topik terkait Prabowo di antaranya “pengkhianatan”, “piala”, “Muhaimin Iskandar”, “Surya Paloh”. Adapun kueri terkait Prabowo yang banyak dicari adalah “kekayaan Prabowo 2022”, “pertemuan prabowo-megawati diduga bahas pilpres 2024 hingga luhut binsar pandjaitan”, “Prabowo dukung Anies”, dan sebagainya.

Populer di Mesin Pencari, Elektabilitas Tinggi?

Berdasarkan peta wilayah, para pencari Anies Baswedan di Google Trends tersebar hampir di seluruh provinsi. Sementara Ganjar Pranowo unggul di Jawa Tengah, sedangkan Papua Barat banyak yang ingin tahu informasi Prabowo Subianto. Di Maluku dan Sulawesi, tingkat pencarian terhadap Prabowo juga tinggi, meski tidak setinggi pencarian terhadap Anies. 

Basis wilayah penelusuran Google berbeda dengan hasil jajak pendapat Charta Politika. Dalam survei, basis pemilih Ganjar berada di Jawa Tengah, DIY, Bali, NTT, NTB, Maluku, dan Papua. Sedangkan Anies hanya kuat di DKI Jakarta dan Banten, Sumatera, dan Kalimantan. Adapun Prabowo kuat di Jawa Barat dan Sulawesi. 

Meski tingkat penelusuran terhadap Anies yang terbanyak, tidak berarti elektabilitas mantan menteri pendidikan tersebut juga tertinggi. Google tidak dapat memastikan apakah minat pencarian disertai dukungan atau tidak. 

Dalam catatannya, Google menjelaskan bahwa minat penelusuran pada tokoh tertentu tidak berarti mempengaruhi dukungan seseorang terhadap tokoh tersebut. Pengguna Google dapat menelusuri partai atau politikus karena berbagai alasan, bukan berarti itu pilihannya. 

Data Trends hanya menunjukkan hal yang ingin diketahui lebih lanjut oleh pengguna Google. Mereka mencari kata kunci itu karena didorong oleh keingintahuan, kebutuhan, minat, dan dilakukan secara sukarela bukan karena diminta ataupun ditanya.

Seth Stephens-Davidowitz dalam Everybody Lies: Big Data, New Data, and What the Internet Can Tell Us About Who We Really Are mengatakan, data pencarian di Google bisa memberi gambaran tentang ketertarikan publik terhadap kata kunci atau topik tertentu. 

Jika penelusuran terkait tokoh, ketertarikan tersebut bisa diterjemahkan sebagai popularitas. Semakin populer, semakin banyak yang ingin tahu. Populer bisa dalam konteks positif maupun negatif.

Popularitas di Google juga tidak selaras dengan jumlah pengikut di media sosial. Anies memiliki pengikut yang jauh lebih sedikit dari Prabowo, tetapi keingintahuan publik mengenainya lebih tinggi dari menteri pertahanan itu. Begitu pula Ganjar yang jumlah pengikutnya juga rendah, memiliki tingkat elektabilitas jauh lebih tinggi.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira