Advertisement
Advertisement
Analisis | Faktor Jokowi di Balik Kemenangan Prabowo dan Melorotnya Suara Ganjar - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Faktor Jokowi di Balik Kemenangan Prabowo dan Melorotnya Suara Ganjar

Foto: Katadata/ Ilustrasi/ Bintan Insani
Faktor Jokowi berperan penting di balik kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024. Ini terlihat dari tren elektabilitas Prabowo yang meroket pasca-pengumuman Gibran Rakabuming sebagai cawapres. Sinyal kekalahan Ganjar juga tampak di basis suaranya, Jawa Tengah.
Reza Pahlevi
23 Februari 2024, 16.06
Button AI Summarize

Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei mencatat pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pasangan nomor urut 02 tersebut memperoleh suara di rentang 57%-59%. Perolehan suara tersebut memastikan pilpres hanya berlangsung satu putaran.

Kemenangan pasangan ini sesuai dengan proyeksi lembaga survei yang dirilis sepekan sebelum hari pemilihan pada 14 Februari 2024. Pasangan yang saat ini menjabat menteri pertahanan dan wali kota Surakarta tersebut memiliki tingkat elektabilitas di atas 50%. 

Namun sejumlah survei elektabilitas mencatat, perolehan suara Prabowo-Gibran diperkirakan tidak akan lebih dari 55%. Artinya, meskipun menang suara mereka tidak jauh dari batas minimal 50% + 1%. 

Jika melihat hasil hitung cepat, Prabowo-Gibran memperoleh suara yang lebih tinggi dari prediksi. Sebaliknya, suara untuk pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md justru melorot menjadi hanya 16%-17% dibandingkan tingkat elektabilitas sekitar 19%-20%. Sementara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar perolehan suaranya cenderung stabil sesuai dengan survei elektabilitas, yakni di kisaran 24%-25%. 

Mengapa terjadi disparitas suara saat survei elektabilitas dan hasil hitung cepat? Terutama untuk pasangan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. Menurut Manajer Survei Katadata Insight Center (KIC) Satria Triputra, disparitas antara hasil survei dan hitung cepat kemungkinan lantaran tidak semua orang yang disurvei mencoblos di hari-H pemilu.

“Survei elektabilitas juga mengasumsikan semua responden memilih dalam hari-H pemilu. Sementara, quick count hanya memperhitungkan orang-orang yang memilih. Ini juga dapat menjelaskan disparitas hasil survei dan hitung cepat,” kata Satria pada Kamis, 22 Februari 2024.

Kendati begitu, turunnya suara Ganjar-Mahfud sebetulnya selaras dengan tren hasil serangkaian survei elektabilitas yang berlangsung sejak Oktober 2023. Elektabilitas Ganjar memang menunjukkan kecenderungan menurun dibandingkan Prabowo. Ini juga menunjukkan bahwa Prabowo dan Ganjar memperebutkan ceruk pasar suara yang sama. 

Di sisi lain, Anies memiliki ceruk suara yang berbeda. Namun jika melihat tren hasil survei elektabilitas, perolehan suaranya cenderung stagnan. Kita dapat melihat tren elektabilitas tersebut dari survei yang dilakukan Indikator Politik ini. 

Prabowo Menyasar Basis Ganjar

Dengan pasar suara yang sama, artinya Prabowo perlu menyasar basis suara yang dikuasai Ganjar. Di sini dia memainkan kartu penting dengan melibatkan pengaruh Presiden Joko Widodo. Ini penting karena tingkat kepuasan terhadap Jokowi, panggilan untuk Joko Widodo, masih sangat tinggi. 

Faktor lain yang mengubah peta permainan adalah ketika Prabowo menggandeng Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden (cawapres). Gibran adalah anak sulung Jokowi yang meskipun belum memenuhi batas usia minimal 40 tahun, tetapi sidang Mahkamah Konstitusi yang dipimpin Anwar Usman, ipar Jokowi atau paman Gibran, mengubah persyaratan cawapres. 

Mahkamah memutuskan, syarat calon presiden dan cawapres adalah berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilu termasuk kepala daerah. Saat menjadi cawapres, usia Gibran baru 36 tahun. Namun dia dapat mendaftar karena telah menjabat sebagai wali kota Surakarta. 

Di sejumlah survei, sebelum pengumuman pencalonan Gibran sebagai cawapres, tingkat elektabilitas Ganjar selalu berada di atas Prabowo. Begitu diumumkan pada 22 Oktober 2023, elektabilitas Ganjar terus mengalami penurunan. 

Kedua faktor tersebut, yakni pengaruh Jokowi dan pemilihan Gibran sebagai cawapres, berhasil mendongkrak suara Prabowo. Ini terbukti dengan hasil quick count di Jawa Tengah yang dimenangkan Prabowo sebesar 45,5% suara. Sementara Ganjar memperoleh 38% suara, berdasarkan perhitungan Indikator Politik. 

Padahal selama ini Jawa Tengah dinilai sebagai basis utama Ganjar, di mana dia menjabat sebagai gubernur dua periode. Jawa Tengah juga basis pemilih Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang mencalonkan Ganjar. Kendati begitu, tren penurunan suara Ganjar di Jawa Tengah pun telah terekam dalam hasil survei elektabilitas. 

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira


Button AI Summarize