Advertisement
Advertisement
Analisis | Ceruk Baru Mobil Listrik Cina Menyalip Dominasi Otomotif Jepang Halaman 2 - Analisis Data Katadata
ANALISIS

Ceruk Baru Mobil Listrik Cina Menyalip Dominasi Otomotif Jepang

Foto: Katadata/ Ilustrasi/ Bintan Insani
Penjualan mobil merek Cina di Indonesia semakin gencar. Meski belum mampu mengalahkan dominasi Jepang, merek Cina menemukan ceruknya sendiri yakni mobil listrik. Sementara Jepang masih setia fokus memproduksi kendaraan bahan bakar minyak dan hybrid.
Puja Pratama
25 Maret 2024, 12.07
Button AI Summarize

Kondisi ini semakin menunjukkan bahwa Jepang memang lebih fokus menggarap ceruk pasar mobil berjenis Hybrid dan ICE. Selain itu dokumen pemasaran menunjukkan setidaknya ada tiga alasan Toyota belum begitu masif menjual dan memproduksi mobil listrik berbasis baterai atau plug-in. 

Toyota mencatat membutuhkan lebih dari 300 tambang lithium, cobalt, nickel, dan grafit untuk memenuhi kebutuhan baterai di 2035. Kemudian persoalan infrastruktur pengisian daya yang belum ideal dan berbiaya mahal.

Alasan ketiga adalah karena infrastruktur pengisian daya belum memadai, artinya konsumen perlu memasang pengisi daya pribadi di rumah. Dalam perkiraan Toyota, konsumen akan merogoh kocek tambahan sekitar US$1.300. Padahal harga transaksi rata-rata PEV ditaksir mencapai US$48.000 dan BEV mencapai US$58.000 per tahun.

Selain ketiga alasan tersebut, Toyota memiliki perhitungan rasio produksi kendaraan 1:6:90. Menurut Toyota, dengan jumlah bahan baku yang terbatas, bahan baku produksi untuk satu BEV bisa digunakan untuk membuat enam kendaraan PEV, atau bahkan 90 kendaraan hybrid.

Seperti yang ditulis di laman resminya, Toyota tak memungkiri bahwa BEV dan FCEV adalah masa depan untuk mengurangi emisi. Akan tetapi, mereka menilai teknologi ini tak bisa diadopsi dalam waktu cepat.

Toyota menjelaskan bahwa dengan terbatasnya infrastruktur charging port serta masa transisi kendaraan elektrik, kendaraan hybrid dan PEV yang menggunakan bahan bakar rendah karbon merupakan bagian penting dalam strategi produk Toyota untuk turut mengurangi emisi.

Bagaimana Cina Masif Memproduksi EV?

Cina melalui BYD sudah menyalip dominasi pasar global EV dari Tesla. Menurut data EV Volumes, tiga dari lima pemain besar mobil listrik adalah perusahaan otomotif asal Cina, yakni BYD, SAIC, dan Geely-Volvo. BYD dengan total penjualan mobil listrik PHEV dan BEV 2023 mencapai 4,58 juta unit berhasil melampaui Tesla yang hanya menjual 3,61 juta unit pada 2023. 

 

Shanghai Automotive Industry Corporation (SAIC) yang merupakan pemilik perusahaan MG Motor, menempati urutan keempat berkat penjualan 1,53 juta unit mobil listrik pada 2023. Sementara, urutan kelima diduduki oleh Geely-Volvo dengan total penjualan mencapai 1,51 juta unit. 

Yuqian Ding, yang merupakan Kepala Riset Otomotif Tiongkok, dalam “Turning point: All aboard China’s EV juggernaut” pernah memetakan secara garis besar mengapa Cina mendominasi pasar mobil listrik global. 

Menurutnya, skala pasar Cina yang besar membantu perkembangan produksi kendaraan listrik. Kondisi ini cenderung memberikan ruang eksplorasi bagi produsen untuk pengembangan yang intensif.

Kemudian, dukungan pemerintah terhadap produsen kendaraan listrik. Pemerintah Cina pernah memberikan subsidi bagi produsen kendaraan listrik untuk angkutan umum, taksi, dan pasar konsumen sejak tahun 2009. 

Shiqi Yu, dkk (2017) dalam “A Study of China’s Explosive Growth in the Plug-in Electric Vehicle Market” menyebutkan bahwa pada 2009-2012, pemerintah Cina juga menerapkan kebijakan Ten Cities - Thousand Vehicle. Program ini bertujuan untuk mengembangkan 10 kota percontohan setiap tahun untuk mempromosikan 1.000 EV selama tiga tahun. Kebijakan itu dilanjutkan dengan pemberian subsidi pembelian kepada konsumen sejak 2013 hingga 2015.

Xusheng Yao, dkk (2022) dalam “When are new energy vehicle incentives effective? Empirical evidence from 88 pilot cities in China” menjelaskan bahwa rentetan kebijakan terkait mampu membawa Cina menyumbang sekitar 50% penjualan global atas EV sejak 2015.

Publikasi Rocky Mountain Institute (RMI) pada September 2023 bahkan memprediksikan bahwa di 2030, sebesar 86% penjualan mobil global adalah jenis electric cars. Cina diprediksi akan menguasai setidaknya 90% pangsa pasar mobil listrik. Sementara kendaraan Internal Combustion Engine (ICE) akan segera berakhir, sesuai judul publikasinya “The end of the ICE age”.

Halaman:

Editor: Aria W. Yudhistira