Jokowi Berpeluang Reshuffle Kabinet Sebelum Lebaran

Yura Syahrul
16 Juni 2016, 15:23
Sidang Kabinet
Arief Kamaludin|KATADATA

Rencana perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja kembali mencuat. Presiden Joko Widodo berpeluang mengganti sejumlah menterinya dalam dua pekan ke depan atau sebelum Hari Raya Idul Fitri. Keputusan tersebut kabarnya dilatari oleh berbagai faktor dan pertimbangan.

Sumber Katadata di lingkungan pemerintahan mengungkapkan, waktu perombakan kabinet kali ini berkaitan dengan pengumuman calon Kapolri baru pengganti Jenderal Badrodin Haiti. Sebab, PDI Perjuangan lebih menjagokan Komisaris Jenderal (Komjen) Budi Gunawan untuk mengisi posisi tersebut.

Namun, nyatanya Presiden telah mengajukan nama Komjen Tito Karnavian kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai calon tunggal Kapolri baru, Rabu (15/6) kemarin. Keputusan itu tentu berpotensi menimbulkan dampak politis antara Presiden dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

“Ada hubungan reshuffle kabinet dengan Kapolri dan TU (Jalan Teuku Umar, kediaman Megawati),” kata sumber tersebut kepada Katadata. Sebelumnya, memang sempat beredar kabar Budi ditawari kursi menteri lantaran Presiden lebih memilih calon lain sebagai Kapolri baru. Saat pembentukan Kabinet Kerja Oktober 2014 lalu, nama Budi juga sempat disebut-sebut sebagai salah satu kandidat menteri.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung menolak mengenai kabar reshuffle kabinet yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. “Kok kamu malah tanya ke saya,” katanya kepada Katadata, Selasa (14/6) lalu. Sedangkan Juru Bicara Presiden, Johan Budi S.P., menyatakan sampai hari ini belum ada keputusan Presiden soal reshuffle kabinet.

“Pembicaraan (soal reshuffle) juga saya belum pernah mendengar lagi,” kata Johan di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/6).

(Baca: Jokowi Resmikan 12 Infrastruktur Listrik di Banten)

Sementara itu, sumber Katadata yang lain menyatakan, rencana perombakan kabinet juga dilatari oleh ketidakpuasan Presiden terhadap kinerja sejumlah menteri dalam menangani berbagai persoalan belakangan ini. Hal itu terlihat dari langkah Presiden yang langsung mengecek dan meresmikan pembangunan pembangit listrik di beberapa daerah sepanjang pekan lalu. Sebab, pembangunan megaproyek listrik 35 gigawatt (GW) dinilai berjalan sangat lambat.   

Sorotan juga tertuju pada paket kebijakan ekonomi. Meski telah merilis 12 paket kebijakan sejak September tahun lalu, hasilnya ternyata belum efektif dan masih tidak bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi. Ditambah pula oleh kondisi seretnya penerimaan negara, khususnya dari pajak, hingga pertengahan tahun ini.

Di luar faktor Kapolri dan kinerja menteri, masih ada faktor politik yang melatari perombakan kabinet. Yaitu mengakomodasi bergabungnya Partai Golkar, yang menyusul Partai Amanat Nasional (PAN), ke dalam koalisi partai pemerintah. “Jumlah menteri (yang kena reshuffle) bisa makin banyak,” kata sumber tersebut.

Halaman:
Reporter: Safrezi Fitra, Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...