Pertamina Buka Peluang Perpanjang Kontrak LNG dengan Jepang
PT Pertamina (Persero) membuka peluang memperpanjang kontrak penjualan gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) ke Jepang khususnya yang diproduksi dari Kilang LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur. Ini dikarenakan kontrak dengan Jepang akan segera berakhir pada 2020.
Senior Vice President Gas & LNG Management Pertamina Tanudji Darmasakti mengatakan perpanjangan bisa diberikan jika masih ada kargo yang bisa diproduksi dengan harga yang menarik. Namun perpanjangan tersebut, menurutnya masih memerlukan restu dari pemerintah. "Lebih baik diperpanjang untuk secure produksi gas dan processing LNG," kata Tanudji kepada Katadata.co.id, Senin (31/12/2018).
(Baca: PT Badak Berencana Nonaktifkan Dua Unit Pengolahan LNG)
Selain itu, sebelum memperpanjang kontrak dengan Jepang, pihaknya juga akan memprioritaskan agar kebutuhan dalam negeri terpenuhi, seperti untuk kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan kilang Pertamina.
Adapun pada kontrak dengan Jepang akan berakhir 2020 tersebut, salah satunya berisi komitmen penjualan gas milik Pertamina kepada Jepang sebanyak 34 kargo per tahunnya.
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan kontrak tersebut bisa saja diperpanjang asalkan kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi. Meski demikian, permintaan Pertamina untuk memperpanjang kontrak LNG itu masih akan dibahas lebih lanjut di tingkat pemerintah. "Kita lihat, kan dia (Pertamina) baru akan perpanjang," kata dia Senin (31/12).
Produksi LNG di Kilang LNG Badak saat ini dioperasikan oleh PT Badak LNG. Mayoritas saham PT Badak LNG saat ini dikuasai Pertamina sebesar 55%, lalu Japan Indonesia LNG Company (JILCO) 15%, Total E&P Indonesia (TEPI) 10%, dan VICO Indonesia 20%.
President Director & CEO Badak NGL, Didik Sasongko mengatakan saat ini unit pengolahan gas (train) yang aktif di Kilang Badak berjumlah empat unit dari total delapan unit yang ada di kilang tersebut. Pihaknya berencana mengeluarkan dua train dari sistem kilang tersebut. Namun hal ini belum bisa diprediksi kapan akan dilakukan. "Baru diusulkan produsen, tapi belum diputuskan secara administrasi," kata dia di Jakarta, Jumat (28/12).
(Baca: Sri Mulyani Tunjuk Pertamina Jadi Mitra Langsung LMAN di Kilang Badak)
Selain ke konsumen luar negeri seperti Jepang, Kilang Badak juga melayani konsumen dalam negeri. Salah satunya untuk kebutuhan kelistrikan. Dalam hal ini, LNG dibeli Nusantara Regas untuk selanjutnya dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tahun 2018, Nusantara Regas menyerap 16 kargo.
Pasokan kilang LNG Badak ini berasal dari beberapa proyek migas seperti Blok Mahakam, Sanga-sanga, Jangkrik, Attaka, hingga Bangka di proyek ultra laut dalam (Indonesia Deepwater Development/IDD). PT Badak LNG hanya berperan mengoperasikan kilang tersebut. Sedangkan semua biaya operasionalnya ditanggung produsen gas dan dibayarkan ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Ini karena Kilang Badak sudah menjadi bagian dari aset negara.