Transaksi di Bursa Saham Anjlok 20%, Diduga Terkait Pemblokiran Bandar

Image title
7 Februari 2020, 12:17
Saham Gorengan, Nilai transaksi harian Bursa, pemblokiran rekening saham
/home/ubuntu/Pictures/antarafoto/cropping/production/original/ANT20190927097.jpg
Petugas memantau grafik pergerakan penjualan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Dealing Room Divisi Tresuri BNI, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) di Bursa Efek Indonesia hanya Rp 6,49 triliun sejak awal tahun ini. Nilainya turun 20,3% dibandingkan rata-rata sepanjang 2019 yang mencapai Rp 8,14 triliun. Pemblokiran bandar diduga jadi penyebab penurunan. Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah meminta otoritas bursa untuk membersihkan pasar modal dari para manipulator saham.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) atas permintaan Kejaksaan Agung melakukan pemblokiran terhadap 800 rekening saham terkait kasus dugaan korupsi dalam pengelolaan keuangan dan investasi Jiwasraya. Pemblokiran seiring dugaan manipulasi dalam perdagangan saham.

Analis Royal Investum Sekuritas Wijen Ponthus menilai pemblokiran tersebut memang memiliki andil besar. "(Penurunan transaksi saham) ini wajar karena kita tahu bahwa memang sedang ada beberapa kasus di pasar modal sedang diusut," kata di Jakarta, Kamis (6/2).

(Baca: Kejagung Tetapkan Bos Perusahaan Investasi Tersangka Baru Jiwasraya)

Ia menjelaskan, nilai transaksi harian yang besar sebelumnya terjadi karena disumbang oleh saham-saham lapis ketiga yang kini masuk pusaran kasus, karena diduga menjadi saham yang 'digoreng' oleh bandar.

Dalam perhitungannya, saham-saham gorengan tersebut menyumbang 20-30% transaksi di pasar modal dalam sehari. Alhasil, ketika bandar-bandarnya diblokir sehingga tidak bisa melakukan transaksi maka wajar nilainya menjadi turun.

"Ini realita yang menurut saya bagus dan ini memang pil pahit," kata dia.

(Baca: Kejaksaan Duga Tersangka Baru Jiwasraya Ikut Bersekongkol Sejak 2008)

Ia menyebut nilai transaksi yang relatif rendah sekarang ini sebagai bentuk normalisasi perdagangan di pasar saham. Nilai transaksi saat ini menggambarkan realitas di pasar modal dalam negeri. Sedangkan nilai tranksaksi sebelumnya yang tinggi, merupakan nilai yang palsu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...