Inalum Nilai Cadangan Emas Freeport Bakal Lampaui Tahun 2051

Rizky Alika
1 Maret 2019, 08:41
Freeport
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Area pengolahan mineral PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua.

Perusahaan saat ini sedang mengembangkan produksi tambang dari terbuka (open pit) menjadi di bawah tanah (underground). Tambang terbuka milik Freeport, menurut Tony, sudah terlalu lebar dan dalam. Kondisi itu tidak aman dan dibutuhkan nilai investasi lebih mahal untuk tetap berproduksi.

"Lebarnya empat kilometer dan 1,2 kilometer. Kami selanjutnya akan melakukan penambangan sepenuhnya di bawah tanah," ujarnya.

(Baca: Inalum Sebut Dua Keuntungan dari Akuisisi Freeport)

Akibat perubahan metode penambangan itu, pada 2019 total produksi Freeport akan sebesar 1,2 juta ton atau lebih kecil dari 2018 yang mencapai 2,1 juta ton. Sebanyak 200 ribu ton akan menjadi komoditas ekspor. Sisanya, yaitu satu juta ton akan dikirim ke pabrik pengolahan dan pemurnian alias smelter di PT Smelting, Gresik, Jawa Timur.

Pendapatan Freeport juga berdampak. Tahun lalu perusahaan mencatat sekitar US$ 6,5 miliar (sekitar Rp 91 triliun). Angka itu menurun setengahnya pada proyeksi pendapatan 2019, menjadi US$ 3,1 miliar (Rp 43 triliun). 

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...