Cina Operasikan PLTU Shanghaimiao 1.000 MW, dari Total 4.000 MW

Happy Fajrian
29 Desember 2021, 18:06
pltu, pembangkit listrik, batu bara, cina
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi PLTU.

Cina baru saja mengoperasikan unit pertama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Shanghaimiao berkapasitas 1.000 megawatt (MW) dari total 4.000 MW yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

PLTU yang dioperasikan anak perusahaan pelat merah China Energy Investment Corporation, yakni Guodian Power Shanghaimiao Corporation, akan menjadi PLTU berkapasitas terbesar di Negeri Panda.

“Teknologi yang digunakan pada pembangkit listrik ini merupakan yang paling efisien di dunia dengan tingkat konsumsi batu bara dan air yang rendah,” klaim perusahaan seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/12).

PLTU ini berlokasi di Ordos, di wilayah barat laut Mongolia Dalam yang kaya akan batu bara. Nantinya listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke provinsi Shandong di pesisir timur Cina melalui jaringan tegangan ultra tinggi jarak jauh.

Pemerintah Cina sebenarnya telah berkomitmen untuk mengurangi kapasitas pembangkit listrik batu bara untuk menjadi negara netral karbon pada 2060. Meski demikian pemerintahan Xi Jinping juga menegaskan bahwa rencana pengurangan tersebut baru akan dimulai setelah 2025.

Dalam empat tahun ke depan, Cina berencana untuk menambah kapasitas PLTU batu bara secara signifikan untuk memenuhi permintaan listrik yang terus meningkat. Apalagi krisis energi listrik yang melanda Cina tahun ini belum sepenuhnya teratasi. Simak databoks berikut:

Menurut laporan China’s State Grid Corp, pemerintah Cina berencana membangun pembangkit listrik batu bara dengan kapasitas 150 gigawatt (GW) sampai akhir 2025. Sehingga total kapasitas PLTU Cina akan mencapai 1.230 GW, atau lebih dari separuh kapasitas pembangkit listrik batu bara dunia.

Sebelumnya Badan Energi Internasional (IEA) mengungkapkan bahwa jumlah listrik yang dihasilkan dari pembangkit batu bara meningkat 9% di seluruh dunia tahun ini, dan kemungkinan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tahun 2022.

Peningkatan ini terjadi setelah dua tahun penurunan produksi listrik PLTU imbas turunnya permintaan global yang disebabkan berbagai kebijakan pembatasan pandemi Covid-19. Juga karena beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris yang mengurangi pembangkit listrik tenaga batu bara dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...