Abaikan Krisis Iklim, Pembiayaan Proyek Batu Bara Dunia Melonjak 125%

Happy Fajrian
30 Maret 2022, 17:26
pembiayaan batu bara, perubahan iklim, krisis iklim
ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/pras.
Seekor kuda mencari makan dengan latar belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (12/2/2022).

Namun peningkatan investasi batu bara membuat penghapusan tersebut semakin sulit. Rainforest Action, yang bersama dengan organisasi nirlaba yang berfokus pada iklim lainnya termasuk BankTrack, Reclaim Finance, dan Sierra Club telah mengembangkan skor iklim untuk bank.

Tidak terlalu mengejutkan, mereka yang menempati peringkat terendah adalah pemberi pinjaman yang memberikan pendanaan paling banyak untuk bahan bakar fosil, yaitu JPMorgan Chase, Citigroup, Wells Fargo, dan Barclays. Untuk batu bara, Industrial Bank menjadi yang terbesar.

“Ini sangat mencolok. Sudah lewat waktunya bagi setiap bank di setiap negara untuk segera mengakhiri dukungannya terhadap perluasan pertambangan dan pembangkit listrik,” kata Kirsch.

Kesimpulan utama dari publikasi Rainforest Action adalah bahwa pendanaan yang tidak terkendali untuk ekstraksi bahan bakar fosil dan infrastruktur menyebabkan kekacauan iklim dan mengancam kehidupan dan mata pencaharian jutaan orang.

“Dan khususnya, ketidakmampuan para bankir untuk memotong keran pembiayaan untuk sektor batu bara sangat mengerikan,” kata Kirsch.

Batu bara kembali menjadi fokus dunia setelah Rusia melancarkan perangnya di Ukraina. Eropa bergantung pada gas alam dari Rusia, dan perang telah mendorong negara di benua biru, termasuk Jerman, mempertimbangkan untuk kembali menyalakan pembangkit listrik tenaga batu bara.

“Gambaran besarnya di sini adalah momen untuk mempercepat gerakan menuju energi terbarukan, dan yang terjadi malah sebaliknya, kita tidak mempercepat transisi,” kata Kirsch.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...