Sinyal Resesi Global Menguat, Harga Minyak Turun 7% ke US$98,3 / Barel

Muhamad Fajar Riyandanu
13 Juli 2022, 17:08
harga minyak, resesi,
Pertamina Hulu Energi
Pengeboran migas lepas pantai. Harga minyak kembali terkoreksi tajam dipicu oleh sinyal resesi yang menguat.

Penguatan nilai tukar dolar terhadap sejumlah mata uang dunia ke level tertinggi sejak Oktober 2002 dinilai membebani harga minyak mentah dunia karena membuat komoditas tersebut menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Investor juga cenderung melihat dolar sebagai tempat yang aman selama volatilitas pasar.

“Volatilitas di pasar komoditas meningkatkan taruhan untuk menghasilkan uang. Penipisan komoditas lain juga telah mengurangi selera risiko untuk minyak mentah bahkan di pasar dengan pasokan terbatas," kata Rebecca Babin, pedagang energi senior di CIBC Private Wealth Management.

Sebelumnya Goldman Sachs memprediksi resesi hanya akan menekan harga minyak dalam jangka pendek sebelum akhirnya naik lagi karena ketatnya pasokan.

Bank investasi global itu memperkirakan harga minyak berpotensi mencapai US$ 140 per barel. “US$ 140 per barel masih jadi perkiraan dasar kami,” kata analis energi Goldman Sachs, Damien Courvalin, seperti dikutip dari CNBC.com, Jumat (8/7).

Menurut dia, harga minyak masih tinggi karena pasar masih dibebani masalah ketidaksesuaian penawaran dan permintaan. Tidak seperti ekuitas yang merupakan aset antisipatif di mana investor bisa melepasnya sebelum harganya turun.

Corvalin menjelaskan bahwa harga minyak akan terus naik selama enam bulan pertama sejak penurunan pasar, didukung oleh ketatnya pasokan karena persediaan terus berkurang.

“Akhirnya, harga minyak terseret oleh ekonomi yang melambat. Goldman melihat hal itu terjadi lagi, bahkan jika kita sedang menuju resesi, setidaknya pada awal resesi,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...