Pertamina Segera RIlis BBM Jenis Baru Campuran Pertamax dan Bioetanol

Muhamad Fajar Riyandanu
6 Juni 2023, 21:54
bioetanol, pertamax, bbn, bbm, pertamina,
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Petugas melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di SPBU Yos Sudarso, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/1/2023).

Sebelumnya, Pemerintah berencana mencampur bensin dengan bioetanol pada pertengahan tahun ini. Dalam peta jalan percepatan implementasi bioetanol di Indonesia yang diluncurkan Kementerian ESDM, implementasi dimulai dengan E5 atau bioetanol 5%.

Kementerian ESDM memproyeksikan hasil campuran larutan bioetanol 5% atau E5 dengan bensin jenis Pertamax dapat meningkatkan angka oktan dari 92 menjadi maksimum 96.

Direktur Jenderal Migas Tutuka Ariadji mengatakan bahwa besaran nilai oktan tersebut dapat terus meningkat mengikuti porsi campuran bioetanol. "Kalau sekarang masih 5%, oktan Pertamax bisa 94 sampai 96," kata Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM pada Rabu (1/3).

Tutuka mengatakan, makin tinggi kandungan bioetanol yang dilarutkan ke dalam Pertamax, kualitas oktannya akan lebih baik dan menghasilkan gas bakar yang rendah emisi. "Etanol kan semacam alkohol, makin banyak campurannya maka akan semakin tinggi (angka oktan)," ujarnya.

Kementerian ESDM juga telah menghitung harga Pertamax akan naik Rp 237 per liter jika dicampur dengan bioetanol 5% atau E5.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Edi Wibowo, menyampaikan bahwa sejauh ini produksi bioetanol untuk bahan bakar kendaraan atau fuel grade di dalam negeri baru mencapai 40.000 kilo liter (KL).

Produksi tersebut berasal dari dua pabrik di wilayah Jawa Timur, yakni 30.000 KL dari PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto dan 10.000 KL dari PT Molindo Raya Industrial di Kabupaten Malang.

Edi menjelaskan, bahwa seluruh produksi 40.000 KL bioetanol tersebut hanya cukup untuk menjadi bahan baku campuran bensin sejumlah 0,1% dari konsumsi bensin nasional yang mencapai rata-rata 40 juta KL per tahun.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...