Riset: Indonesia Bisa Hemat Hampir Rp 30 T dengan Pensiun Dini PLTU

Happy Fajrian
14 Juni 2023, 12:41
pensiun dini pltu, pltu batu bara
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Foto udara cerobong di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin di Desa Sijantang, Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (17/10/2019).

Model FEO pertama yang dilakukan menunjukan bahwa, total biaya untuk menjalankan sistem ini mulai dari sekarang hingga 2050 akan sebesar US$ 2 miliar, jika dana JETP digunakan untuk menutup kelebihan 21.7 GW PLTU.

“Permasalahan kelebihan kapasitas batu bara Indonesia menghambat transisi energi bersih. Sinyal kebijakan yang jelas dan proses tender yang selaras dengan rencana pembangunan terbarukan diperlukan untuk mempercepat penerapan energi bersih,” kata Analis TransitionZero, Isabella Suarez.

Skenario pensiun dini (Early Coal Retirement) PLTU dapat mencegah 1,3 gigaton CO2, yang artinya Indonesia dapat menyimpan US$ 2 untuk setiap ton CO2 yang dihindari jika modal JETP dialokasikan secara efisien.

Khususnya, dengan asumsi Early Coal Retirement emisi karbon turun lebih cepat antara sekarang dan 2028 dibandingkan dengan skenario lain yang dimodelkan terkait target Net Zero Indonesia pada 2060.

Hal ini karena 13 GW batu bara baru yang sedang dibangun di Indonesia; dalam skenario Early Coal Retirement, penutupan PLTU melebihi rencana penambahan batu bara dalam lima tahun pertama.

Namun, FEO juga mengungkapkan bahwa emisi dapat meningkat kembali segera setelah dana pembelian batu bara habis, karena JETP seperti yang dibayangkan saat ini tidak cukup besar untuk mengakhiri pembajakan batu bara di Indonesia.

Hal ini juga turut menggarisbawahi pentingnya donor internasional yang mendanai penghapusan batu bara di Indonesia untuk memenuhi janji mereka dalam mendukung JETP dengan hibah dan pinjaman lunak – dan idealnya bagi mereka untuk memberikan paket pembiayaan iklim yang jauh lebih ambisius.

Menariknya, analisis ini juga menemukan sedikitnya variasi dalam bauran energi Indonesia tahun 2050 dalam seluruh skenario yang dimodelkan. Indonesia menggunakan tenaga surya dan penyimpanan baterai sebagai sumber listrik paling murah, mengakhiri ketergantungannya pada batu bara – terlepas dari target emisinya.

FEO mengungkap seberapa cepat tenaga surya dapat melemahkan PLTU tua yang mahal, dan di jaringan mana transformasi ini akan terjadi. Terkait pemasangan kapasitas, energi surya tumbuh dari antara 15 GW dan 21 GW di 2023, tergantung skenario pemasangan.

Kemudian energi surya meningkat sepuluh kali lipat diantara 170 GW and 210 GW pada pertengahan abad. Ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan dari basis tenaga surya yang terpasang saat ini sebesar ~170 MW.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...