Kinerja Sektor ESDM 2023: Batu Bara Melimpah, Migas di Bawah Target

Mela Syaharani
29 Desember 2023, 14:54
esdm, minerba, batu bara, tambang, migas
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/wsj.
Sebuah truk pengangkut batu bara melintasi jalan tambang batu bara di Kecamatan Salam Babaris, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Rabu (7/7/2021).

Sama seperti performa ekspor, pemenuhan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik dalam negeri atau DMO juga baru mencapai 40% target. Pemenuhan DMO dipatok mencapai 176,80 juta ton, namun realisasinya DMO baru mencapai 71 juta ton.

Meski masih jauh dari target, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengatakan hingga saat ini pemenuhan DMO dari perusahaan-perusahaan batu bara tidak ada kendala.

“Data tersebut sepertinya belum terupdate. Sejauh ini belum ada keluhan dari PLN mengenai kelangkaan pasokan,” kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia saat dihubungi oleh Katadata.co.id dikutip Rabu (27/12).

Lebih lanjut Hendra menyampaikan belum ada kabar mengenai potensi kelangkaan batu bara dalam negeri maupun pemberian surat dari pemerintah.

“Jadi sejauh ini dapat kami sebutkan bahwa pasokan batubara ke domestik, baik ke PLN ataupun industri berjalan lancar. Kalau tanya ke APBI ya kami jawab bahwa perusahaan-perusahaan sudah melaksanakan kewajibannya,” ujarnya.

Penerimaan Negara

Sementara itu dari sisi kontribusi terhadap penerimaan negara, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kini sektor minerba menjadi andalan dalam menyumbang kas negara.

“Kalau tadinya minyak dan gas yang jadi sektor andalan sekarang mineral dan batu bara yang menjadi andalan,” kata Arifin dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang dipantau secara daring pada Jumat (22/12).

Berdasarkan data Kementerian ESDM per 29 Desember 2023, Penerimaan Negara Bukan Pajak subsektor mineral dan batu bara mencapai Rp 168,78 triliun, jauh di atas target dalam APBN sebesar Rp 85 triliun.

Meski menjadi andalan, namun Arifin menyebut nilai yang diperoleh dari sektor ini belum optimal. “Perlu dilakukan hilirisasi sampai menghasilkan produk jadi,” ujarnya.

Arifin mencontohkan hilirisasi ini bisa diterapkan pada nikel hingga akhirnya menjadi baterai, ataupun tembaga yang bisa mendukung kebutuhan transmisi untuk pengaliran listrik. Tidak lupa dia juga menyebut soal aluminium yang perlu ditumbuhkan industri hilirnya.

Dia ingin hilirisasi dapat terlaksana dengan maksimal, terlebih dengan keunggulan demografi Indonesia yang menurutnya sangat potensial. “Kita harus mendorong program nilai tambah untuk bisa membuat lapangan kerja bagi generasi muda kita,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...