Gibran Sebut Tesla Pakai Nikel untuk Baterai Mobil Listrik, Benarkah?

Mela Syaharani
23 Januari 2024, 03:29
Gibran
ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/tom.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka memakan pisang saat jeda Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.

Pada 2021 atau tahun pertama penerapannya, Tesla telah menggunakan LFP sebanyak 20% dari mobil yang mereka produksi. Jumlah ini bertambah pada 2022 yang mencapai 30% dari total produksi.

Berdasarkan laporan Tesla dalam Master Plant Part 3 yang dikeluarkan pada 5 April 2023, tertulis bahwa kendaraan listrik jarak standar dapat menggunakan bahan bakar dengan kepadatan energi yang lebih rendah (LFP). Sementara kendaraan jarak jauh membutuhkan bahan bakar dengan kepadatan energi yang lebih tinggi sehingga menggunakan nikel.

Nikel tinggi mengacu pada katoda Nikel Mangan kobalt rendah hingga nol yang saat ini sedang diproduksi, sedang dikembangkan di Tesla, pemasok Tesla, dan di kelompok penelitian.

Adapun katoda merupakan logam yang mengalami reduksi dengan menangkap elektron hasil dari oksidasi logam. Ini merupakan komponen penting dari baterai sekunder (isi ulang) untuk mendapatkan baterai dengan performasi yang baik.

Berikut tipe kendaraan serta katoda yang digunakan:

  • Kendaraan compact menggunakan LFP
  • Kendaraan Midsized model 3 atau Y menggunakan LFP
  • Kendaraan komersial atau passenger vans menggunakan nikel
  • Kendaraan sedan besar, SUVs dan truk model S, model X, dan cybertruck menggunakan nikel
  • Kendaraan bus menggunakan LFP
  • Kendaraan short range heavy truck model semi light menggunakan LFP
  • Kendaraan long range heavy truck model semi heavy menggunakan nikel.

Menurut data Badan Energi Internasional (IEA), penggunaan baterai lithium ion masih lebih banyak digunakan dibandingkan LFP. Pada 2022, penggunaan LFP untuk mobil listrik hanya 27%, sementara baterai lithium ion yang berbasis nikel mencapai 78%.

Namun, permintaan baterai LFP terus meningkat setiap tahunnya. Hal itu terlihat jika membandingkan porsi penggunaan baterai LFP yang hanya sekitar 7% pada 2018. IEA bahkan mencatat sekitar 95% LFP diproduksi Cina, mobil listrik asal BYD, mendominasi penggunaan LFP hingga 50% dari total permintaan baterai tersebut.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...