AS Perbarui Sanksi Energi, Sektor Migas Venezuela di Ujung Tanduk

Happy Fajrian
18 April 2024, 16:09
migas, venezuela, sanksi as,
ANTARA FOTO/REUTERS/Miraflores Palace/Handout /WSJ/dj
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menghadiri parade Hari Kemerdekaan di Karakas, Venezuela, Minggu (5/7/2020).

Pada Rabu, Departemen Keuangan memberi perusahaan waktu 45 hari untuk menghentikan transaksi yang tertunda, terutama penjualan minyak mentah dan bahan bakar, melalui izin yang lebih ketat.

Meski begitu investasi baru yang disetujui di bawah licence 44 tidak termasuk dalam aktivitas yang harus dihentikan. Izin yang diberikan kepada Chevron, Repsol, dan Eni juga tidak dicabut untuk mengamankan pasokan migas ke Amerika dan Eropa.

Adapun Lisensi tersebut telah memungkinkan perusahaan minyak negara Venezuela, Petróleos de Venezuela, S.A. (PDVSA), memulihkan sebagian dari produksi minyak mentahnya yang hilang, dan memperluas kapasitas produksi dengan menambah dua rig pengeboran di wilayah produksi utama negara tersebut, The Orinoco Belt.

Pada Maret 2024 produksi minyak PDVSA mencapai 874.000 barel per hari (bph). Dibantu dengan izin individu kepada perusahaan-perusahaan minyak AS dan Eropa, Venezuela meningkatkan ekspor ke level sebelum pandemi sekitar 900.000 bph.

“Izin individual diperkirakan akan tetap berlaku dan izin baru untuk transaksi tertentu dapat diterbitkan,” kata AS. Namun tanpa izin utama, rencana pertumbuhan produksi minyak sebesar 35% menjadi 1,2 juta bph hingga akhir 2025 kini diperkirakan tak tercapai.

“Produksi minyak akan kehilangan kekuatan,” kata konsultan Sintesis Financiera yang berbasis di Caracas dalam sebuah laporan minggu ini. Tanpa izin tersebut, pertumbuhan produksi akan terpangkas menjadi sekitar 980.000 bph pada akhir tahun depan.

Tanpa izin tersebut, PDVSA diperkirakan akan kembali menggunakan perantara yang kurang dikenal untuk menjual minyaknya dengan harga diskon, terutama ke Asia, kecuali jika cukup izin dari AS yang dikeluarkan, kata para ahli.

Keuangan PDVSA, yang terkikis oleh sanksi selama lima tahun, juga akan terkena dampak baru, membatasi akses terhadap mata uang yang diperlukan untuk membiayai segala hal mulai dari tenaga kerja hingga pengadaan barang dan jasa, sehingga menyebabkan percepatan inflasi.

Menteri Perminyakan Pedro Tellechea mengatakan bahwa PDVSA memiliki kekuatan besar dalam perdagangan untuk mengatasi skenario apa pun. “Kami siap secara komersial (untuk penerapan kembali sanksi apa pun). Secara logistik, kami akan terus berproduksi,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Kholis
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...