Ekonom Proyeksi Neraca Perdagangan Surplus Meski Ekspor-Impor Turun

Agatha Olivia Victoria
15 Oktober 2019, 10:16
neraca perdagangan, ekspor, impor
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Neraca perdagangan diproyeksi kembali surplus pada September 2019 meski kinerja ekspor dan impor belum membaik.

Senada, Direktur Riset Center Of Reform on Economics (CORE) Pieter Abdullah Redjalam juga memproyeksikan neraca perdagangan hari ini akan surplus tipis. Ia menilai, surplus akan berada di antara US$ 100 juta hingga US$ 200 juta. Ini disebabkan penurunan impor lebih besar daripada penurunan ekspor.

Sementara itu, Ekonom Permata Bank Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan September mengalami defisit. Ia memperkirakan laju ekspor akan mengalami penurunan sebesar 5,8% secara tahunan. Sedangkan laju impor diperkirakan juga akan mengalami kontraksi sekitar 3,5%.

"Defisit diperkirakan US$49juta dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus US$85juta," kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (15/10).

(Baca: Investor Khawatir Data Neraca Dagang Jeblok, Rupiah Bergerak Melemah)

Menurut Josua, ekspor masih tertekan oleh tren penurunan harga komoditas ekspor seperti batubara yang sepanjang bulan September turun sekitar 1,4% secara bulanan serta Crude Palm Oil (CPO) yang turun tipis sekitar 0,02%. Volume ekspor pun diperkirakan sedikit melambat dipengaruhi oleh perlambatan aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia seperti Uni Eropa, Jepang, Korea. 

Di sisi impor, impor migas diperkirakan sedikit meningkat seiring kenaikan harga minyak di pasar internasional sebesar 3,7% sepanjang bulan September. Selain itu, aktivitas manufaktur Indonesia yang cenderung meningkat juga akan mendorong kenaikan dari sisi impor.

Namun secara keseluruhan, Josua memperkirakan defisit perdagangan pada triwulan III-2019 masih akan defisit US$28juta, menurun dibandingkan kuartal sebelumnya yang tercatat defisit U$1,8miliar. "Dengan demikian, defisit transaksi berjalan pada kuartal ketiga tahun 2019 diperkirakan menurun ke kisaran 2,2% hingga 2,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," tutupnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...