Perbaiki Neraca Dagang, Kemendag Petakan Potensi Ekspor Jasa

Image title
Oleh Ekarina
28 Maret 2019, 20:04
LRT
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Petugas proyek LRT Jabodebek di pembangunan Stasion Taman Mini, Jakarta Timur, Senin (14/1). Proyek LRT Jabodebek yang direncanakan beroperasi pada 2019 ini dibangun dengan konstruksi jalur kereta api layang.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan mengatakan, Kemendag berencana menyusun tiga rekomendasi pengembangan sektor jasa Indonesia.

Ketiga rekomendasi tersebut yaitu pemetaan pasar tujuan ekspor potensial sektor jasa Indonesia, intelijen bisnis dan regulasi sektor jasa untuk pasar negara tujuan ekspor, serta penyusunan katalog pada sektor jasa potensial dan pelaku usaha jasa potensial Indonesia.

Katalog dapat menjadi alat promosi sektor jasa potensial di Indonesia di pasar global. "Katalog-katalog tersebut nantinya akan disebarkan di semua kantor-kantor perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri," ujarnya.

Penopang Ekonomi Masa Depan 

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri pun mengatakan pemerintah berpotensi besar meningkatkan kinerja di sektor ekspor jasa sebagai penopang pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Sebab, ekspor  ini dinilai paling memiliki harapan bertumbuh. Hal ini dilatari oleh peningkatan pesat sektor jasa terjadi sejak 2012. Pada 2018 sektor jasa telah memberikan sumbangan sebesar 59% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara di sisi lain, peranan sektor industri manufaktur  terus menyusut setiap tahun hingga hanya bekisar di bawah 20% pada 2018. 

“Sektor penghasil barang seperti manufaktur, pertambangan, pertanian pertumbuhannya hanya sekitar 3%. Sementara jasa 6%. Jadi buat apa mempersoalkan penurunan ekspor, biarkan saja, ” kata Faisal di Jakarta, kemarin (27/3).

(Baca: Kerja Sama Ekonomi dengan Australia Buka Peluang Ekspor Manufaktur)

Di sisi lain, Indonesia juga mesti mewaspadai perkembangan industri manufaktur Vietnam yang  sudah menjelma sebagai kekuatan Indo-China. Vietnam juga bahkan diuntungkan dengan posisinya menjadi hub bagi negara sekitarnya. 

Karena itu menurutnya, pemerintah lebih baik fokus pada pengembangan sektor jasa, dibanding terus berkutat pada ekspor sektor barang yang tidak lagi menjadi kekuatan ekonomi Indonesia.  

"Dari fenomoena yang tejadi, Indonesia bukan lagi negara agraris ataupun negara industri lagi tetapi sudah menjelma sebagai negara jasa seperti karakteristik yang kita jumpai di negara maju," katanya.

(Baca: Impor Anjlok, Menko Darmin: Pengaruhnya Bisa ke Sektor Manufaktur)

Tak hanya dari sisi tenaga kerja, sektor jasa bahkan juga disebut telah menyumbang  devisa negara terbesar. “Tourism menyumbang US$ 14 miliar dolar dan tenaga kerja menyumbang US$ 11 miliar,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik sebelumnya mencatat, ekspor Indonesia  sepanjang Februari 2019 mencapai US$12,53 miliar. Angka ini turun 10,03% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara jika dibandingkan pada Febuari 2018 (year on year), nilai ekspor itu turun 11,33%. 

Halaman:
Reporter: Rizka Gusti Anggraini
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...