Ekspor Mobil Terhambat Aturan, Jokowi Lobi Perdana Menteri Vietnam
Sementara itu, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan kebijakan Vietnam telah menyebabkan ekspor kendaraan completely built up atau kendaraan utuh dari Indonesia turun menjadi hanya 110.135 unit sepanjang paruh tahun ini. “Turun sedikit karena aturan baru Vietnam yang menghambat ekspor,” kata Nangoi.
Meski demikian, dia menyebut indikator pertumbuhan industri otomotif masih baik. Produksi otomotif Januari - Juni 2018 mencapai 635 ribu unit atau tumbuh 6,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. (Baca juga: Ekspor 50 Ribu Kendaraan Indonesia Terancam Kehilangan Pasar).
Sementara itu, penjualan domestik hingga tengah tahun ini mencapai 554 ribu atau tumbuh 3,8 persen secara year on year. “Proyeksi kami tahun ini penjualan 1,1 juta unit. Sedangkan kapasitas terpasang (utilisasi) 2,3 juta unit,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan memutuskan untuk menyamakan sertifikat VTA kendaraan bermotor tipe CBU sesuai ketentuan impor pemerintah Vietnam. Penyesuaian itu untuk memulihkan pasar ekspor kendaraan Indonesia ke negara tersebut yang sempat terancam terhenti seiring regulasi baru di Vietnam.
Ketika itu, Direktur Jenderal Perdagangan Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi teknis dengan Vietnam. Hasilnya, Indonesia sepakat untuk segera mengubah sertifikat VTA untuk mendapatkan respons Vietnam. “Diharapkan ekspor otomotif nasional ke negara itu dapat direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya.