BUMN Indonesia Akan Pasok Kereta dan Bangun Tol di Filipina

Image title
29 Mei 2018, 10:00
Rini Soemarno
Arief Kamaludin|Katadata

Dua perusahaan pelat merah bekerja sama dengan perusahaan Filipina terkait proyek infrastruktur transportasi. PT Industri Kereta Api (Inka) akan mengekspor kereta dengan total nilai kontrak US$ 57,2 juta. Sementara PT Wijaya Karya (Wika) akan membangun tol senilai US$ 1,25 miliar di negara tersebut.

Inka telah melakukan penandatanganan kontrak jual-beli dengan Philippines National Railways (PNR). Perusahaan Filipina ini sepakat membeli rangkaian kereta yang diproduksi oleh Inka. Kereta tersebut akan dioperasikan di jalur penghubung Tutuban Station dan Alabang Station, Metro Manila.

Kontrak tersebut memuat pembelian empat rangkaian (trainset) Diesel Multiple Unit atau Kereta Rel Diesel (KRD) dengan nilai US$ 21,4 juta, serta pembelian tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang senilai US$ 26,1 juta. Pengirimannya akan dilakukan secara bertahap pada 18 Januari 2020 dan 27 Mei 2020. Sebelumnya, pada 22 Januari 2018 kedua belah pihak juga sudah menandatangani kontrak jual beli dua trainset KRD senilai US$ 9,7 juta.

“Ini menambah deretan prestasi panjang PT INKA sebagai produsen kereta yang andal, baik di dalam negeri maupun dunia internasional,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam keterangannya saat penandatangan kontrak di Manila, Senin (28/5).

(Baca: Pemerintah Masih Cari Mitra Produksi Gerbong Kereta LRT Jabodebek)

Proyek kerja sama ini merupakan inisiasi pemerintah Filipina untuk menyediakan sarana transportasi publik yang dapat diandalkan, mempersingkat jarak tempuh, dan lebih nyaman bagi masyarakat. Ini merupakan kontrak pembelian yang pertama setelah 40 tahun PNR tidak melakukan pengadaan kereta.

Selain Inka, Rini juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Wika dengan Citra Manila Consortium. Konsorsium ini terdiri dari PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Citra Persada Infrastruktur, dan CLGP Philipine Holding Inc. Mereka akan membangun proyek jalan tol layang (elevated) sepanjang 18 Kilometer yang menyambungkan kota Metro Manila dengan wilayah Taguig.

Pembangunan jalan tol ini rencananya akan dikerjakan selama tiga tahun, mulai dari Januari 2019 hingga Desember 2022. Proyek ini didanai langsung oleh Pemerintah Filipina. Nilai proyek jalan tol tersebut mencapai US$ 1,25 Miliar.

Selain rencana Proyek Manila  Taguig Expressway, sebelumnya Wika juga telah memulai rekonstruksi Clarin Bridge di Bohol, Filipina. Clarin Bridge termasuk dalam Bohol Circumferential Road yang runtuh akibat gempa bumi 7,2 skala richter di Filipina pada 2013 lalu.

Wika dan perusahaan lokal Filipina, VT  Lao Construction, dipercaya merekonstruksi Clarin Bridge dengan nilai kontrak 445,8 juta Peso Filipina. Jembatan sepanjang 104 meter ini ditargetkan selesai pada Oktober 2019. Dengan adanya jembatan ini akses menuju daerah pariwisata bisa lebih mudah dan mempercepat arus mobilisasi barang dan jasa di Provinsi Bohol.

“Keberhasilan ekspansi PT INKA dan PT Wijaya Karya di Filipina sekarang ini, merupakan salah satu bukti bahwa BUMN kita kuat, andal dan dipertimbangkan di luar negeri,” kata Rini.

Tak hanya itu, di Manila, Menteri Rini juga menghadiri pertemuan dengan Menteri Keuangan Filipina dan Kepala Bank Sentral Filipina. Salah satu agendanya membahas rencana pengembangan bisnis ritel Bank Mandiri di negara tersebut.

(Baca: Indonesia Kantongi US$ 279 Juta dari Misi Perdagangan di Bangladesh)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...