Sempat Terhambat TKA, Pabrik Nikel dan Baja di Morosi Mulai Beroperasi

Image title
3 Juli 2020, 20:58
Meski Ada Pandemi, Sebagian Pabrik di Morosi Mulai Sudah Beroperasi.
PT Antam Tbk
Aktivitas peleburan nikel di pabrik feronikel. Kemenko marves memastikan investasi dan pembangunan pabrik di kawasan industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara terus berjalan di tengah pandemi Covid-19.

Berikutnya, pembangunan smelter baja oleh PT Obsidian Stainless Steel (PT OSS). Jodi menuturkan, progres pembangunan pabrik hingga  Maret lalu mencapai 68,75%. Sedangkan progres pembangunan PLTU mencapai 70,83%.

"Untuk yang unit satu dan dua sudah beroperasi, tapi unit tiga masih dalam tahap pembangunan," kata dia.

Dari pabrik yang telah beroperasi, perusahaan telah menghasilkan 162.700 ton feronikel sepanjang Februari hingga April 2020.  Pabrik tersebut diketahui menyerap 5.217 tenaga kerja dalam negeri dan 460 TKA.

Terakhir, untuk pembangunan kantor dan dermaga oleh PT Pelabuhan Muara Sampara (PT PMS) yang digarap sejak September 2018, hingga saat ini realisasinya telah mencapai 86,67%. Sedangkan pembangunan gedung pengering bijih nikel, pembangunan alat nikel dan batubara prosesnya masih terus berjalan.

Dengan melimpahnya potensi nikel yang berada di kawasan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun optimistis Indonesia akan menjadi pemain global dalam industri baterai lithium. Bahkan ia memproyeksikan bisnis ini akan menjadi salah satu industri strategis nasional di tahun 2023 yang mampu menyerap tenaga kerja. 

(Baca: Buka Kawasan Industri Batang, Jokowi Incar Relokasi Pabrik Tiongkok)

Sebab, melimpahnya biji (ore) nikel sebagai salah satu bahan baku pembuatan baterai lithium di Tanah Air. Apalagi, di Eropa telah dicanangkan program penggunaan mobil listrik secara massal pada tahun 2045.

Sedaggkan terkait tenaga kerja, Luhut juga mengatakan, setelah industri tersebut rampung dibangun dan telah berjalan, seluruh tenaga kerja asing akan dikembalikan ke negara asalnya. Dengan demikian, seluruh pengelolaan industri tersebut sepenuhnya akan dilakukan menggunakan SDM dalam negeri. 

"Setelah itu jalan bersamaan, tenaga kerja kita masuk akan ditraining. Lagi pula di sana kan ada politeknik, sehingga teknologi dari dia (Tiongkok) maju ya kita tidak bisa kerjakan sendiri," kata dia beberapa waktu lalu.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...