AS Tambah 11 Perusahaan Tiongkok ke Daftar Hitam Terkait Uighur

Image title
Oleh Ekarina
21 Juli 2020, 16:36
AS Tambah 11 Perusahaan Tiongkok ke Daftar Hitam Terkait Uighur.
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi kegiatan ekspor impor di kawasan Tanjung Priok,  Jakarta Utara (28/6).

Berikutnya, ada pula dua anak perusahaan dari Beijing Genomics Institute, sebuah perusahaan genomik yang memiliki hubungan dengan pemerintah Negeri Panda, menurut Senator Marco Rubio.

Dia mengatakan, blacklist itu akan memastikan teknologi AS tidak membantu kejahatan Partai Komunis Tiongkok terhadap kemanusiaan.

"Dan pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan terhadap Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang, termasuk pengumpulan DNA secara paksa."

Perusahaan lain yang juga dimasukkan ke dalam hitam adalah KTK Group Co, yang memproduksi lebih dari 2.000 produk komponen untuk membangun kereta berkecepatan tinggi, dari elektronik hingga kursi. Lalu, Tanyuan Technology Co, yang merakit komposit alumunium konduktif termal tinggi.

Berikutnya, ada Changji Esquel Textile Co, yang diluncurkan Esquel Group pada 2009. Esquel Group diketahui sebagai produsen pakaian untuk Ralph Lauren, Tommy Hilfiger dan Hugo Boss.

Dalam sebuah surat kepada Wilbur Ross Senin (20/7), Kepala Eksekutif Esquel John Chen meminta unitnya dihapus dari daftar. “Esquel tidak menggunakan dan tidak akan pernah melakukan kerja paksa. Kami benar-benar menentang kerja paksa, ”ujar nya. 

Perusahaan Hetian Haolin Hair Accessories Co juga ikut masuk dalam daftar entitas yang terkena daftar hitam bahkan telah merasakan dampak pembatasan.  Pada 1 Mei lalu, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS mengatakan  menghentikan impor produk rambut perusahaan, sambil mengutip bukti kerja paksa.

Pada 1 Juli, CBP menyita hampir 13 ton produk rambut milik perusahaan senilai lebih dari $ 800.000. Adapun produk tersebut menurutnya berasal dari rambut manusia yang berasal dari Xinjiang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...