Menkop UKM Usulkan Tambahan Anggaran Pendampingan UMKM

Image title
12 November 2020, 20:05
UMKM, Anggaran, Ekspor, Bisnis, Bappenas, Sinarmas, Omnibus Law.
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Perajin menyelesaikan proses pengecatan celengan berbahan baku semen di salah satu tempat kerajinan Usaha Kecil Menengah (UKM) Mandiri Keramik Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (21/3/2020). Berbagai jenis kerajinan celengan UKM tersebut dijual Rp25.000 sampai Rp50.000 per unit tergantung jenis dan ukuran celengan.

Dari segi produk yang dibuat pun, ketiga negara sukses mengintegrasikan dengan ratai pasok domestik maupun global. Oleh karena itu, ke depan pengembangan UMKM akan difokuskan berbasis komunitas, kawasan, kluster dan rantai pasok.

"Kita mau UMKM bertransoformasi menjadi berbasis teknologi. Kalau terus-terusan seperti ini ya selamanya tak akan naik kelas," kata Teten.

Geliat UMKM Produksi Masker Kain
Geliat UMKM Produksi Masker Kain (Adi Maulana Ibrahim |Katadata)

Adanya Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja menurutnya mendukung transformasi UMKM melalui pendekatan inkubator bisnis. Untuk meralisasikannya, UMKM bisa bekerja sama dengan swasta, termasuk perguruan tinggi agar setiap daerah bisa menonjolkan keunggulannya.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan UMK Riza Damanik menambahkan, Indonesia memiliki sumber daya yang luas. Tetapi, yang menjadi persoalan masih adanya batasan antara korporasi dan pelaku UMKM. Oleh sebabnya, kolaborasi dengan korporasi bisa menjadi kunci pertumbuhan.

Dia mencontohkan Jepang dan Korea yang  memiliki keterikatan satu sama lain. Pasalnya, pelaku industri otomotif turut menggandeng UMKM sebagai penyedia suku cadang (sparepart).

Oleh karenanya, kolaborasi antara pemerintah pusat, BUMN, pemerintah daerah, BUMD, perusahaan swasta maupun perguruan tinggi dinilai penting untuk mendukung pasar produk UMKM.

“Di masa pandemi sektor beberapa sektor seperti pangan masih tumbuh baik. Tetapi, yang jadi masalah adalah penyerapannya mengalami perlambatan,” ujar Riza.

Managing Director Sinarmas, Gandi Sulistiyanto juga mendorong kolaborasi antara korporasi dan koperasi usaha kecil sebagai sebuah mata rantai. Sebab, cara ini diharapkan bisa menumbuhkan bisnis secara berkelanjutan. 

"Jangan hanya Corporate Social Responsibility (CSR), itu tak akan sustain. Sehingga lebih baik dikaitkan dalam mata rantai pasok," ujarnya.

Sebagai contoh kolaborasi plasma inti industri sawit. Terbukti, sejak tahun 1980 sampai sekarang kontribusinya sangat besar hingga bisa membawa Indonesia sebagai eksportir nomor satu di dunia.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...