Gaikindo Mulai Hitung Kenaikan Penjualan Mobil Berkat Pajak 0%

Happy Fajrian
15 Februari 2021, 20:19
penjualan mobil, gaikindo, pajak mobil 0 persen,
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Pekerja membersihkan lantai di Tunas Daihatsu, Tebet, Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Pemerintah berharap kebijakan ini dapat menggairahkan industri otomotif nasional yang melibatkan banyak industri pendukung di dalamnya, serta turut mendorong penggunaan komponen dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 60-70%.

"Harapannya dengan insentif yang diberikan bagi kendaraan bermotor ini, konsumsi masyarakat berpenghasilan menengah atas akan meningkat, meningkatkan utilisasi industri otomotif dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Airlangga mengatakan, relaksasi PPnBM 0% diharapkan bisa menaikkan daya beli masyarakat dan memberikan dorongan positif pada perekonomian.

Insentif ini akan diterapkan secara bertahap, yakni tahap I Maret-Mei untuk penurunan PPnBM 100%, tahap II Juni-Agustus sebesar 50%, dan tahap III September-November 25%.

Saat ini, menurut Peraturan Kementerian Keuangan (PMK) Nomor 33/PMK.010/2017, PPnBM dikenakan terhadap kendaraan berdasarkan kubikasi mesin, antara lain 2.500 diesel 4x2 dan 4x4 (125%) dan >3.000bensin 4x2 - 4x4 (125%).

ATPM Mulai Hitung Penurunan Harga Mobil

Salah satu agen tunggal pemegang merek (ATPM) di tanah air, PT Toyota Astra Motor (TAM), menilai kebijakan ini akan menghasilkan efek domino yang positif dan akan mendongkrak penjualan mobil di tanah air yang lesu akibat Covid-19.

“Relaksasi PPnBM otomotif akan membuat kinerja industri otomotif lebih baik lagi tahun ini. Kami akan cek aturan detailnya dan menunggu juknis (petunjuk teknis)-nya agar bisa tahu pasti dampaknya,” kata Wakil Presiden Direktur TAM, Henry Tanoto.

Henry menambahkan bahwa relaksasi atau penurunan PPnBM kendaraan bermotor pasti akan mempengaruhi permintaan pasar, penjualan, serta produksi mobil di dalam negeri yang pada 2020 anjlok terdampak pandemi Covid-19.

Menurut data Gaikindo, penjualan mobil sepanjang tahun lalu turun hingga 48% yang juga berpengaruh pada penjualan Toyota yang turun hingga 44,8% menjadi sekitar 183 ribu unit.

Namun dia optimistis 2021 kinerja pasar dan industri otomotif akan tumbuh lebih baik dibanding 2020 seiring dengan perbaikan ekonomi, vaksinasi Covid-19, dan berbagai kebijakan pemerintah untuk mendongkrak daya beli masyarakat.

"In line dengan ekonomi Indonesia, tahun ini total pasar otomotif diperkirakan mencapai sekitar 750.000 unit atau naik sekitar 30% dibanding 2020. Yang pasti kebijakan itu positif bagi pasar dan produksi lokal, khususnya produk yang sesuai kriteria dari aturan itu," kata Henry.

Selama ini pasar dan permintaan mobil, khususnya Toyota, didominasi kendaraan dengan silinder di bawah 1.500 cc. Di segmen tersebut Toyota memiliki Avanza yang merupakan mobil terlaris di Indonesia, juga ada Rush dan Vios yang semuanya diproduksi di dalam negeri.

Selain itu juga ada mobil yang masuk kategori LCGC seperti Toyota Agya dan Calya. "Kendaraan 1.500 cc Toyota memberi kontribusi penjualan di atas 50%, tapi untuk LCGC sudah nol persen PPnBMnya," kata Henry.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...