Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Pedagang: Operasi Pasar Tak Efektif

Andi M. Arief
18 Januari 2022, 12:19
minyak goreng, operasi pasar, perdagangan
ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.
Sejumlah warga antre membeli minyak goreng saat digelar operasi pasar di halaman Kantor Kecamatan Ciruas, Serang, Banten, Senin (17/1/2022). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog bekerja sama dengan Kantor Dinas Perdagangan setempat bertujuan untuk menekan lonjakan harga minyak goreng di pasaran.

Sebagai informasi, harga rata-rata CPO global sepanjang 2021 di atas US$ 1.000 per ton. Harga tertinggi terjadi pada Oktober 2021 atau senilai US$ 1.390 per ton. 

 Reynaldi menilai solusi penurunan harga minyak goreng harusnya lebih melibatkan pasar lokal.

Dia juga meminta pemerintah untuk memiliki keberpihakan yang kuat dan jelas dalam penentuan harga operasi minyak goreng.

Reynaldi juga menilai saat ini ada kebijakan yang tumpang tindih dalam penentuan harga operasi pasar minyak goreng.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 7-2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, harga minyak goreng untuk konsumen ditetapkan Rp 11 ribu per liter.

Sementara itu, harga operasi pasar minyak goreng yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000.

"Kalaupun naik, (harganya) tidak terlalu tinggi dan harga masih bisa dijangkau. Karena tren dunia juga mengalami kenaikan, pemerintah seharusnya lebih pro terhadap rakyat," ujar Reynaldi. 

 Reynaldi mengatakan pedagang pasar dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berhadap pemerintah dapat menurunkan harga minyak goreng sebelum masuk bulan Ramadhan.

Pasalnya, secara historis, konsumsi masyarakat selalu meningkat pada Bulan Suci. 

Di sisi lain, Reynaldi mengusulkan agar regulator dapat memetakan wilayah produksi di dalam negeri untuk menghadapi isu produksi dan distribusi di masa depan.

Selain itu, pemerintah juga harus mempersiapkan tata niaga nasional untuk menahan lonjakan harga yang kerap terjadi setiap tahun. 

"Pergantian tahun ini tidak hanya migor yang mengalami kenaikan cukup fantastis. Kami lihat ada cabe rawit merah yang terpantul tinggi mencapai Rp 125 ribu per kilogram (Kg), kemudian telur juga demikian mencapai Rp 30 ribu per Kg," kata Reynaldi. 


Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...