Mendag Lutfi Tuding Ada Mafia di Balik Kelangkaan Minyak Goreng

Andi M. Arief
15 Maret 2022, 14:31
minyak goreng, Lutfi
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan) didampingi Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi (kiri) meninjau langsung pendistribusian minyak goreng curah untuk pedagang eceran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (9/3/2022).

Tropical memiliki desain penjualan agar harga di pasar tradisional dilego senilai Rp 14 ribu. Selain itu, distribusi dari pabrikan hingga ke pasar tradisional dinilai tidak memiliki kendala. "Artinya, dari sisi distribusi tidak ada masalah. Kenapa harga bisa meningkat dan kemudian di pasar jumlahnya menurun atau langka? Ini yang akan kami cek satu per satu," ujar Listyo.

Sebelumnya, Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menyatakan sebagian oknum langsung menyerbu migor pemerintah saat disalurkan oleh distributor pelat merah di pasar tradisional. Migor tersebut tidak kembali dijual di pasar tradisional, tapi ditawarkan ke pabrikan pengguna CPO sebagai CPO maupun stearin.

"Itu berlaku di 543 kabupaten/kota di Republik. Dia tidak akan jual itu berupa migor karena akan ditangkap, makanya di-declare (sebagai) CPO atau stearin," kata Sahat kepada Katadata, Senin (14/3).

Sahat menyebutkan konsumen membeli migor hasil DMO dengan harga eceran tertinggi (HET ) dan dijual menjadi CPO maupun stearin berdasarkan harga pasar. Alhasil, konsumen mendapatkan rata-rata margin sebesar Rp 8 ribu per liter.

Menurutnya, pabrikan pengguna CPO tidak bisa disalahkan lantaran tidak ada aturan yang melarang hal tersebut. Selain itu, Sahat berpendapat tidak ada aturan yang mengatur bahwa migor tidak boleh dinyatakan sebagai CPO maupun stearin.

"Persoalan (migor ada di bagian) penyaluran. Penyaluran (migor) itu bocor resmi karena beli (migor), declare ini CPO. Nggak ada UU yang melarang warna biru (migor) jadi hijau (CPO)," kata Sahat.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...