Alasan Indonesia Masih Doyan Impor Jagung
"Hasil panen jagung dari dalam negeri belum maksimal diolah menjadi bahan baku yang memenuhi kriteria industri pangan," ujarnya.
Menurut Febri, Kementerian Perindustrian berupaya meningkatkan ketersediaan bahan baku bagi industri termasuk yang bersumber dari lokal. Salah satunya melalui program nilai tambah dan daya saing di sektor industri agro.
Program tersebut antara lain melalui perbaikan rantai pasok di sektor industri makanan, hasil laut, dan perikanan. Selain itu, Kementerian Perindustrian mengembangkan hilirisasi industri pati jagung yang bertujuan untuk substitusi impor.
“Dengan meningkatkan kualitas pengolahan hasil panen jagung dalam negeri, diharapkan dapat mendukung penyerapan produk tersebut ke dalam rantai pasok industri makanan,” pungkas Febri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan jajarannya untuk mengurangi pembelian barang impor. Ia bahkan heran Indonesia sampai saat ini masih saja mengimpor komoditas pangan seperti kedelai dan jagung.
Padahal menurutnya, dua tanaman ini bisa ditanam di banyak wilayah yang tersebar di Tanah Air. Oleh sebab itu Jokowi meminta pemerintah pusat dan daerah membenahi hal ini.
"Tanam jagung di manapun juga tumbuh, kenapa masih impor?," kata Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Istana Negara, Kamis (28/4).
Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) yang dipublikasikan Kementerian Pertanian (Kementan), rata-rata produksi jagung Indonesia pada 2014-2018 sebesar 24,27 juta ton. Capaian produksi jagung Indonesia tersebut berkontribusi sebesar 2,19% terhadap produksi jagung dunia.