Harga Tiket Pesawat Meroket, Pariwisata Domestik Kembali Terpukul

Tia Dwitiani Komalasari
2 Juni 2022, 10:43
Sejumlah penari tampil menghibur delegasi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 saat mengunjungi Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali, Sabtu (28/5/2022). Kunjungan delegasi GPDRR 2022 ke sejumlah tempat wisata seperti Desa Adat Penglipur
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/pras.
Sejumlah penari tampil menghibur delegasi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 saat mengunjungi Desa Adat Penglipuran, Bangli, Bali, Sabtu (28/5/2022). Kunjungan delegasi GPDRR 2022 ke sejumlah tempat wisata seperti Desa Adat Penglipuran, Kintamani, Besakih, GWK, Kertha Gosa dan Uluwatu untuk mengenalkan pariwisata Bali yang kembali pulih setelah pandemi COVID-19.

Pauline mengatakan, harga tiket pesawat yang tinggi dapat memperlambat pertumbuhan pariwisata. Namun demikian, dia optimistis minat masyarakat untuk berwisata tetap tinggi.

“Jadi kalau memang sudah niat pergi, pasti tetap akan pergi. Hanya wisatawan akan menyesuaikan budget, jadi pindah destinasi, atau naik ke pesawat yang lebih murah,” ujarnya.

 Salah seorang traveler Magdalena Krisnawati mengatakan, dirinya berminat untuk menjelajahi tempat pariwisata baru selain Bali dan Lombok. Namun harga tiketnya saat ini masih mahal. Misalnya saja untuk tujuan Jakarta-Pangkalan Bun dipatok sekitar Rp 2,3 juta untuk maskapai Lion Air.

“Gimana mau wisata di Indonesia saja kalau tiketnya semahal itu,” ujarnya.

Traveler lainnya, Galih Gumelar, mengatakan bahwa harga tiket pesawat Jakarta-Bali tahun ini jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Saat menggunakan pesawat tujuan Bali-Jakarta pada Maret 2022, dia membayar tiket pesawat Citilink senilai Rp1,1 juta.

“Padahal saat berangkat, Mei 2021, harga tiket pesawatnya masih Rp 450 ribu,” ujar Galih yang sempat menetap di Bali selama hampir setahun tersebut.

Wabah virus Covid-19 menghantam berbagai industri, termasuk pariwisata. Industri pariwisata di Amerika Utara, Eropa, dan Asia diproyeksikan menurun.

Penurunan terbesar dialami Asia dari US$ 225,9 miliar pada 2019 menjadi US$ 164,7 miliar pada tahun ini. Pariwisata di wilayah Asia turun hingga 27%.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...