Harga Telur Masih Tinggi Meski Stok Melimpah, Apa Penyebabnya?
Harga Telur Cari Keseimbangan
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional menyebutkan kenaikan harga telur saat ini karena sedang mencari keseimbangan sebagai akibat kenaikan pada beberapa variabel biaya.
"Contohnya pakan karena beberapa ada yang masih impor sehingga ketika terjadi gejolak mata uang harga ikut naik," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi saat memberikan arahan pada Rapat Pimpinan Provinsi III/ 2022 Kadin DKI Jakarta di Jakarta, Sabtu (29/8).
Selain pakan, kenaikan biaya transportasi juga menyebabkan harga telur lebih tinggi dari sebelumnya. Apalagi telur merupakan komoditas yang tidak tahan lama.
Arief mengatakan, harga telur tidak mungkin untuk kembali ke harga Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram karena akan mematikan peternak.
"Kalau harga menjadi Rp19.000 hingga Rp20.000 per kilogram peternak pasti kolaps dan mereka bakal kapok menjadi peternak," ujar Arief.
Arief mengingatkan ketika harga telur jatuh empat bulan menjelang lebaran, semua peternak lantas memotong ayam petelur untuk menutup kerugian.
"Namun apa yang terjadi setelah harga kembali normal. Pengadaan ayam petelur itu tidaklah mudah. Butuh waktu lima hingga enam bulan agar ayam bisa bertelur kembali," ujar Arief.