Tarif Logistik Rantai Dingin Akan Naik 25%, Frozen Food Makin Mahal

Andi M. Arief
6 September 2022, 18:37
Ilsutrasi Frozen Food
123RF
Ilsutrasi Frozen Food

Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia atau ARPI memproyeksikan biaya logistik rantai pendingin akan naik sebesar 25% hingga November 2022. Hal tersebut merupakan dampak dari kenaikan solar bersubsidi sebesar 32% menjadi Rp 6.800 per liter pada 3 September 2022.

Beberapa logistik rantai pendingin yang dimaksud adalah kontainer berpendingin dan truk berpendingin. Pertumbuhan tarif logistik rantai pendingin dinilai akan lebih tinggi dari tarif logistik biasa karena pemakaian BBM yang lebih tinggi.

"Kontribusi BBM ke struktur biaya industri logistik rantai pendingin adalah 40% - 50%. Diperkirakan dalam 3 bulan ke depan tarif logistik rantai pendinginan naik 25%," kata Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni kepada Katadata.co.id, Selasa (6/9).

Hasanuddin mengatakan kenaikan tarif saat ini merupakan efek panik atas kenaikan harga BBM. Menurutnya, tarif logistik rantai pendinginan baru akan mengalami penyesuaian dengan kenaikan harga BBM sekitar Desember 2022.

 Namun demikian, tarif logistik rantai pendingin akan tetap lebih tinggi 20% dibandingkan sebelum kenaikan harga BBM. Hasanuddin mencatat sebagian biaya yang akan mengalami penyesuaian pada akhir 2022 adalah biaya pelabuhan terminal peti kemas dan fuel surcharge.

cold chain merupakan serangkaian sistem distribusi dengan temperatur rendah. Sistem rantai dingin ini merupakan gabungan dari sistem distribusi dan pengendalian suhu. Tempat penyimpanannya pun didesain sedemikian rupa untuk menjaga agar produk yang dibawa tidak rusak. 

Contoh produk yang memanfaatkan sistem rantai dingin di antaranya:  

  • Vaksin dan produk medis lainnya 
  • Wine 
  • Makanan penutup dingin (ice cream & gelato) 
  • Daging merah, seafood & unggas
  • Buah & sayur segar 
  • Susu dan produk olahannya (yoghurt, keju dan produk fermentasi lainnya) 


Pakar Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Saut Gurning mengatakan biaya logistik darat bahkan mencapai 50% dari total biaya logistik di dalam negeri. Adapun, harga BBM berkontribusi sebanyak 40%-60% baik di logistik darat maupun laut.

Dengan demikian, Saut mengatakan, perubahan harga BBM akan berdampak pada 42% dari total biaya logistik di dalam negeri. Menurutnya, kenaikan biaya logistik akan berdampak langsung pada komoditas yang tidak diolah atau diolah dengan teknologi rendah.  Saut menilai, komoditas yang akan paling berdampak pada kenaikan solar bersubsidi adalah bahan pokok dan hasil produksi industri makanan dan minuman. 

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan 58,7% masyarakat menilai sebaiknya harga BBM tidak dinaikkan meskipun hal itu berpotensi menambah beban utang pemerintah.

"Hampir 60% masyarakat menyatakan sebaiknya BBM tidak usah dinaikan, walaupun itu akan menambah utang (pemerintah)," ujar Djayadi dalam paparan survei secara online, Minggu (4/9/2022).

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...