Harga CPO Dunia Diprediksi Masih Tertekan hingga Kuartal IV-2022

Andi M. Arief
5 Oktober 2022, 15:23
Pekerja memuat hasil perkebunan kelapa sawit di Medang Sari, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat (19/8).
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Pekerja memuat hasil perkebunan kelapa sawit di Medang Sari, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Jumat (19/8).

Lembaga pangan PBB tersebut juga mencatat bahwa penurunan telah terjadi dalam waktu lima bulan berturut-turut. Namun demikian, penurunan harga tersebut masih 10,1 poin atau 7,9% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

 FAO mencatat, penurunan indeks harga pangan dipengaruhi oleh harga minyak nabati yang melemah. Hal itu dipengaruhi oleh dimulainya kembali ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina sehingga pasokan pangan dunia membaik. Selain itu, penurunan harga minyak nabati juga disebabkan karena Indonesia menghapus pungutan ekspor CPO hingga akhir 2022.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, mengatakan penyerapan TBS menjadi prioritas dengan melonggarkan biaya ekspor CPO, seperti bea keluar dan pungutan ekspor. Dengan demikian, serapan TBS akan meningkat dan harga akan membaik lantaran kebutuhan produksi CPO meningkat akibat kemudahan ekspor CPO.

"Yang pertama sekali harus kita jaga adalah harga TBS sesuai dengan biaya produksinya. Itu dulu yang kita jaga," kata Putu kepada Katadata.co.id, Kamis (29/9).

Putu menambahkan tugas utama Kemenperin saat ini adalah normalisasi produksi CPO dan turunannya. Pasalnya, produksi CPO sempat terdistrupsi akibat larangan ekspor yang dilakukan pemerintah pada April-Mei 2022.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...