Kronologi Cadangan Beras Pemerintah Anjlok hingga Bulog Minta Impor

Tia Dwitiani Komalasari
26 November 2022, 02:53
Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11/2022).
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Pekerja memindahkan karung beras di Gudang Bulog Divre Sumatera Barat, di Padang, Kamis (24/11/2022).

Sepanjang 5-17 Oktober 2022, Bulog hanya berhasil menyerap 44.997 ton. Penyerapan tertinggi berasal dari Sulawesi Selatan sebesar 37.747 ton.

Harga komersil

Bulog akhirnya diizinkan untuk menyerap beras dengan harga komersil yaitu senilai Rp 8.850 hingga Rp 10.200 per kg. Bulog sempat melakukan kontrak untuk penyediaan beras Sulawesi Selatan sebesar 300 ribu ton. Selain itu, kontrak penyediaan beras juga berasal dari Lampung, Jawa Timur, dan Jawa Barat sebesar 250 ribu ton.

Namun demikian, realisasi beras yang terserap hanya kurang dari 50 ribu ton. Pasalnya, persediaan beras di lapangan sudah menipis karena memasuki musim tanam.

Keterbatasan stok menyebabkan pengepul lebih memilih untuk menyimpan berasnya demi menjaga suplai ke rantai pasoknya, dibandingkan kepada Bulog.

Bulog usulkan impor

Presiden Joko Widodo bersama Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, Perum Bulog, serta stake holder lainnya telah melakukan rapat koordinasi terbatas pada awal November. Dalam rakortas tersebut, Bulog mengusulkan untuk impor sehingga bisa memenuhi target CBP.

Namun demikian, Kementerian Pertanian atau Kementan menyatakan sanggup untuk memenuhi kebutuhan beras Bulog sebesar 600 ribu ton dari dalam negeri. Kementerian Pertanian berjanji memenuhi kebutuhan beras Bulog tersebut dalam waktu sepekan.

Kementan gagal penuhi janji

Hingga 22 November 2022, Kementan belum memenuhi janjinya untuk memenuhi 600 ribu ton kebutuhan beras Bulog. Bulog juga telah mengecek rujukan dari Kementan mengenai tempat penggilingan yang bisa menyediakan cadangan beras.

Namun setelah dicek, realisasi stok beras yang tersedia untuk Bulog jauh di bawah rekomendasi Kementan.

CBP makin menipis

Bulog memprediksi CBP akan semakin anjlok hingga angka 399.550 ton jika tidak ada penambahan sampai akhir Desember 2022. Hal itu karena Bulog tetap harus mengeluarkan CBP untuk KPSH, tanggap darurat seperti bencana Cianjur, dan lainnya.

 Berdasarkan data BPS, produksi beras cenderung stagnan selama tiga tahun terakhir. Namun demikian, Indonesia berhasil memertahankan swasembada pangan dengan tidak melakukan impor selama tiga tahun terakhir. Namun demikian, krisis CBP Bulog akan mengancam swasembada pangan Indonesia.



Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...