Kemenperin Dorong Perusahaan Manufaktur Terapkan Industri Hijau
Sasaran utama dari proyek ini adalah membangun Sistem Manajemen Energi di lima industri hingga mencapai kesiapan setidaknya 70-80% siap ISO 50001 (pada tahun ketiga).
Proyek ini juga berupa pelatihan Manajer Energi dan Auditor Energi (Level Awareness Seminar) untuk 25 Perusahaan Induk. Kemudian memberikan asistensi teknis Sistem Manajemen Energi (EnMS) di sektor industri, dengan kriteria konsumsi energi industri setara atau lebih dari 4000 TOE/tahun.
“Bahkan proyek ini turut mendorong industri agar memiliki pemahaman internal audit dan manajemen energi dasar sehingga apabila perusahaan sudah mapan secara finansial dapat menerapkan dan melanjutkan implementasi sistem manajemen energi ke depannya,” ujarnya.
Sejalan dengan Program Dekarbonisasi
Direktur Eksekutif Indonesian Institute for Energy Economics (IIEE) Didi Hasan Putra menyebut kegiatan utama proyek BENEFITS berupa pelatihan level awareness untuk 25 industri, Training of Trainer (TOT) di sektor audit energi untuk 24 Unit Pedukung Teknis (UPT) di Kemenperin, dan studi pendahuluan Indeks Konsumsi Energi (IKE) di lima industri terpilih.
Sementara itu, Kepala Pusat Industri Hijau Kemenperin, Apit Pria Nugraha, mengemukakan bahwa proyek BENEFITS sejalan dengan kebijakan dekarbonisasi sektor industri dan konservasi energi nasional. Upaya ini diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan efisiensi industri dan daya saing industri.
Selain itu, kata Apit, juga untuk meningkatkan kesadaran penerapan standar industri hijau. Kemudian untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) di sektor industri dalam kontribusi pencapaian net zero emission (NZE) pada 2060.
“Khusus untuk sektor industri target NZE dapat diakselerasi terwujud pada tahun 2050,” ungkapnya.