Jokowi Hingga Raja Charles Absen dalam COP27, Putin Tak Kirim Delegasi

Muhamad Fajar Riyandanu
7 November 2022, 12:25
cop27, pemimpin dunia, jokowi, vladimir putin, xi jinping, raja charles
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/FOC/dj
Raja Charles III satu dari beberapa pemimpin dunia yang tak menghadiri COP27 di Mesir. Ia merupakan advokat lingkungan yang sangat vokal mengkampanyekan konservasi lingkungan sejak 1970.

Nama Presiden Cina Xi Jinping juga tak masuk dalam daftar hadir COP27 di Mesir. Meski tak hadir secara fisik, Presiden Xi telah mengutus delegasi untuk mewakili dirinya untuk konferensi tersebut. Financial Times mengabarkan, Xi Jinping akan turut hadir melalui sambungan video.

Adapun Xi mengirim Xie Zhenhua, utusan iklim veteran Cina yang telah menjadi tokoh kunci di COP Negeri Panda selama lebih dari satu dekade. Pengiriman Xie ke COP27 dipandang sebagai tanda positif dari niat Cina untuk terlibat lebih jauh untuk mengatasi krisis iklim.

Tapi itu sebelum dunia terjerumus ke dalam krisis oleh perang Ukraina, dan sebelum hubungan Cina dengan AS membeku setelah kunjungan Pelosi ke Taiwan. Negosiasi tentang iklim seharusnya terpisah dari ketidaksepakatan di tempat lain, sayangnya bukan itu yang terjadi.

Prospek Cina telah berubah secara nyata di bawah Xi Jinping, tetapi negara itu telah membuat langkah besar dalam transisi energi menuju energi bersih dan untuk membatasi emisi gas rumah kaca. Cina mungkin melakukan lebih banyak, dan lebih cepat, dalam aksi iklim daripada yang dijanjikan secara publik.

4. Perdana Menteri India, Narendra Modi

Figur penting Narenda Modi juga dikabarkan tak hadir dalam KTT COP27 di Mesir. Kehadiran Modi diwaliki oleh Menteri Lingkungan Hutan & Perubahan Iklim, Bhupender Yadav yang akan mengikuti seluruh rangkaian COP27 sejak tanggal 6 hingga 18 November 2022.

5. Raja Charles III

Ketika masih bergelar sebagai Pangeran Wales, Raja Charles III merupakan pendukung setia konservasi alam dan isu lingkungan lainnya. Ia membuat pidato publik pertamanya tentang lingkungan pada tahun 1970 dan sejak itu mengumpulkan kelompok bisnis untuk berkomitmen pada target emisi.

Menjelang COP26, ia meluncurkan Terra Carta, meminta organisasi untuk menandatangani prinsip-prinsip lingkungan, dan telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin bisnis, pejabat tinggi, dan diplomat termasuk John Kerry.

Dia telah menghadiri gelaran COP sebelumnya, termasuk KTT Paris 2015 dan COP26. Namun untuk COP27 ia dilarang oleh (mantan) Perdana Menteri Liz Truss, kemudian diperkuat oleh Rishi Sunak. Ini telah menjadi pukulan pahit bagi banyak orang yang memuji advokasi dan kekuatannya.

"Seperti praktik standar, saran pemerintah diminta dan diberikan di bawah PM sebelumnya, dan dengan suara bulat disepakati bahwa itu bukan hal yang tepat bagi Raja untuk berkunjung secara langsung," kata Liz Truss ketika masih menjabat sebagai perdana menteri.

Meski demikian, dua hari sebelum COP27 dimulai, Raja Charles III menggelar COP27 reception di Istana Buckingham, yang juga dihadiri oleh PM Rishi Sunak.

"Yang Mulia telah bekerja untuk membantu menemukan solusi praktis untuk perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati selama lebih dari 50 tahun, jauh sebelum COP1, apalagi COP27," kata Sunak dalam pertemuan itu.

Selain membahas agenda akselerasi pengurangan emisi karbon dioksida dan gas rumah kaca untuk membatasi pemanasan global hingga di bawah 1,5 derajat celcius, pertemuan COP27 juga membicarakan ihwal kompensasi negara-negara miskin atas kerusakan iklim ke agenda konferensi.

Hal-hal lain yang harus diperhatikan termasuk laporan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang diharapkan bisa dipaparkan pada hari Senin tentang peran kebijakan perdagangan dalam perubahan iklim, dan peran hutan sebagai penyerap emisi karbon.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...