Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Membaik, Jokowi Sentil Prabowo

Dimas Jarot Bayu
31 Januari 2019, 21:56
Presiden Jokowi di Green Fest 2019
ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara Green Festival 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian BUMN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Transparency International Indonesia sebelumnya mencatat skor IPK Indonesia pada 2018 naik satu poin menjadi 38 dari skala 0-100 setelah stagnan di skor 37 sejak 2016. Peringkat Indonesia pun naik ke posisi 89 dari 180 negara dibandingkan 2017 yang berada di peringkat 96 dari 180 negara.

"Posisi Indonesia naik tujuh peringkat dari tahun 2017," kata Manajer Departemen Riset Transparansi Internasional Indonesia Wawan Suyatmiko, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (29/1).

Faktor yang mendorong peningkatan skor Indonesia secara signifikan berasal dari data Global Insight Country Risk Ratings yang naik 12 poin dari 35 ke 47. Menurut Wawan, peningkatan itu disebabkan proses berusaha, perizinan, dan investasi semakin mudah di Indonesia.

Sementara itu, faktor yang stagnan adalah Political Risk Service dengan nilai 50. Hal ini lantaran masih adanya potensi risiko korupsi dalam sistem politik yang belum berubah. Selain itu, ada indikasi relasi yang mencurigakan antara politisi dan pebisnis.

Adapun faktor yang nilainya menghambat IPK Indonesia, yakni IMD World Competitiveness Yearbook. Nilainya turun tiga poin dari 41 ke 38. Faktor ini menjelaskan bahwa suap dan korupsi masih hadir dalam sistem politik Indonesia.

(Baca: Sistem Berbasis Elektronik Dapat Perbaiki Indeks Persepsi Korupsi)

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...