Wiranto: Soal Baasyir, Presiden Tak Mau Buru-buru Ambil Keputusan

Ameidyo Daud Nasution
21 Januari 2019, 20:46
Wiranto
ANTARA FOTO/Suwandy
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, pemerintah akan mengkaji secara mendalam rencana pembebasan Abu Bakar Baasyir.

(Baca: Tim Pengacara: Pembebasan Abu Bakar Baasyir Jangan Dipolitisasi)

Ketua Pembina Tim Pengacara Muslim (TPM) Mahendradatta mengatakan, soal setia pada Pancasila dan NKRI, Baasyir beralasan belum ada argumentasi yang memuaskan mantan pimpinan Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki tersebut. Penasihat hukum Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Yusril Ihza Mahendra, sempat membujuk Baasyir dengan mengatakan Islam dan Pancasila tidak bertentangan. Namun, Baasyir tetap berkukuh dengan pendapatnya. Sedangkan untuk poin penyesalan, Baasyir tidak mau mengakuinya. "Biarpun beliau dipenjara, namun tidak mau mengakui pidana," kata Mahendradatta.

Rencana ini menuai pro dan kontra. Perdana Menteri Australia Scott Morrison menghubungi pemerintah Indonesia untuk memprotes rencana pembebasan Baasyir ini. "Posisi Australia dalam persoalan ini tidak berubah. Kami selalu menyampaikan keberatan paling mendalam," kata Morrison seperti dikutip Reuters, Senin (21/1).

Keberatan Australia ini dilatarbelakangi peristiwa Bom Bali pada 2002 yang menewaskan 88 orang warga negara Australia. "Kami menjadi mitra ketika menyangkut pemberantasan terorisme dan ekstremisme agama, dan kami akan terus melanjutkan itu. Kami akan terus terlibat dengan pemerintah Indonesia dalam persoalan yang sangat sensitif ini," kata Morrison.

Pada Maret 2018, Kementerian Luar Negeri Australia menyebut Baasyir sebagai dalang di balik peristiwa Bom Bali. Oleh karena itu, pemerintah Australia berharap keadilan ditegakkan hingga ke level maksimal yang dimungkinkan oleh aturan hukum di Indonesia.

(Baca: Baasyir Tolak Dua Syarat Kebebasan: Setia Pancasila dan Akui Kesalahan)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...