Dua Sukhoi Barter dari Rusia Akan Tiba Saat Ulang Tahun TNI 2019
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan menyebutkan pihaknya telah membentuk kelompok kerja (working group) untuk mendetailkan prosesnya. Misalnya terkait jenis komoditas yang akan ditukar dengan Sukhoi.
Menurut Oke, kedua pihak telah mengirimkan rancangan permintaan dan penawaran untuk dibahas lebih lanjut dalam sesi working group tadi. “Rencana transaksi masih berjalan,” kata Oke di Jakarta, Senin (13/8). (Baca juga: Selain Karet, Kelapa Sawit Akan Dibarter Indonesia dengan Sukhoi).
Sebelumnya, rencana transaksi ini sempat menjadi sorotasn setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump meneken regulasi Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA). Melalui kebijakan tersebut, Amerika mengenakan sanksi kepada negara yang bertransaksi alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin dianggap bertanggung jawab atas sengketa Semenanjung Crimea terhadap Ukraina pada 2014, keterlibatan dalam perang di Siria, serta mengintervensi pemilihan presiden Amerika 2016.
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis pada Juli 2018 mengajukan keringanan sanksi terhadap negara yang bertransaksi Alutsista milik Rusia. Tiga negara tersebut yaitu Indonesia, India, dan Vietnam. (Baca: Bantah Ada Tekanan AS, Skema Imbal Beli Sukhoi Tetap Berjalan).
Juni lalu, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva kembali menjelaskan negosiasi transaksi imbal beli masih berjalan. “Kami terus maju dalam pembahasan,” kata Vorobieva.