Akhir Kisah Elia Massa Manik di Pertamina

Muchamad Nafi
22 April 2018, 12:57
Elia Massa Manik
Antara

Dalam upaya membereskan masalah ini, Elia sempat memangkas jumlah direksi hingga maksimal tiga direktur dari sebelumnya empat atau lima direktur. Dia pun memotong biaya produksi, lalu menggenjot produktivitas.

Rekam jejak seperti itu yang menjadi salah satu pertimbangan pemerintah memilihnya untuk menahkodai Pertamina menggantikan Dwi Soetjipto. Namun, tantangan di tubuh perusahan migas ini rupanya lebih besar hingga Jumat kemarin Kementerian BUMN menarik kembali mandatnya.

Beberapa tantangan itu, kata sumber Katadata di industri migas, menyebutkan Elia sempat tidak sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, misalnya terkait penyelesaian delapan blok migas yang masa kontraknya akan habis atau pengalihan Blok Mahakam dari kontraktor lama ke Pertamina. Juga, dalam menyelesaikan pembentukan holding perusahaan migas yang cukup berlarut-larut dibandingkan holding perusahaan tambang.

Akibat kabar itu, awal 2018 ini Elia santer dikabarkan hendak diganti. Namun dia membantahnya, dan menyatakan tetap berhubungan baik dengan pemerintah. “Kami berkomunikasi secara intens,” kata Elia kepada Katadata. “Jangan suka mendengarkan berita hoax, tidak membangun.” (Baca juga: Konsep Awal Penentuan Mitra Pertamina di Delapan Blok Migas Dibatalkan).

Alasan resmi pencopotannya lalu disampaikan oleh Fajar. Salah satu pertimbangannya untuk mempercepat implementasi holding migas. Selain itu terkait perkembangan beberapa situasi terakhir seperti kecelakaan pipa di Teluk Balikpapan dan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Apalagi, komisaris sudah mengkaji pergantian ini selama satu bulan yang hasilnya dilaporkan ke Kementerian. “Dengan direktur yang baru ini justru akan mempercepat proyek modifikasi kilang RDMP, pengalihan Kilang TPPI, holding, dan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat,” kata Fajar, Jumat kemarin.

Elia pun meyakinkan bahwa ia menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. “Jangan dibuat polemik, karena jabatan bukan segalanya, hanya sarana untuk berkontribusi,” ujarnya kemarin. (Baca: Hindari Polemik, Ini Pesan Elia Setelah Tak Jadi Dirut Pertamina).

Bursa Baru Dirut Pertamina

Keputusan Kementerian BUMN menunjuk Direktur Sumber Daya Manusia PT Pertamina Nicke Widyowati sebagai Pelaksana tugas Dirut Pertamina -setelah Elia Massa Manik diberhentikan- membuka periode baru masa transisi. Bila mengacu pada periode Yenni Andayani ketika menggantikan Dwi Soetjipto, setidaknya Nicke dapat mengisi kursi kosong ini sekitar sebulan.

Beberapa sumber Katadata di pemerintahan mengatakan Kementerian BUMN telah mengirim sejumlah nama kepada Presiden Joko Widodo sebagai calon Direktur Utama Pertamina. Empat nama tersebut dikirim pada Kamis kemarin, sehari sebelum RUPS Pertamina mencopot Elia Massa Manik.

Menurut dia, dua nama berasal dari lingkaran dalam Pertamina dan dua dari Kementerian BUMN. Namun Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kementerian BUMN Ferry Andrianto menyatakan belum mendengarnya. “Saya malah tidak tahu hal tersebut,” ujar Ferry melalui pesan Whatsapp (WA)

Di hari yang sama, Kementerian ESDM juga disebut menyodorkan satu nama kepada Presiden Joko Widodo.  Atas nama-nama yang diusulkan ke Jokowi tersebut, Juru Bicara Presiden Johan Budi SP menyatakan belum mengetahuinya. “Aku belum dapat informasinya,” kata Johan ketika mengirim pesan WA.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait, Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...