Pemerintah Tawarkan Skema Baru Bagi Hasil Blok East Natuna

Anggita Rezki Amelia
12 Juli 2016, 18:11
Migas
Katadata | Dok.

Ia menilai, Blok East Natuna layak dikembangkan karena letaknya sangat strategis. Blok ini memang berbatasan dengan Laut Cina Selatan, yang sedang menjadi sengketa beberapa negara. (Baca: Perpanjangan Blok Natuna, di Antara Kepentingan Amerika dan Cina)

Selain itu cadangan yang ada sangat besar.  Volume gas di tempat atau Initial Gas in Place (IGIP) sebesar 222 triliun kaki kubik (tcf), dan cadangan terbuktinya 46 tcf.

Di sisi lain, Blok East Natuna memiliki kadar karbon dioksida  (CO2) mencapai 72 persen yang bisa berdampak pada lingkungan atau pipa. Jadi, CO2 tersebut harus dipisahkan dengan diinjeksi kembali ke perut bumi. 

Menurut Wiratmaja, teknologi yang bisa memisahkan dan menginjeksi CO2 dari gas sudah ada. Namun, biayanya terbilang cukup tinggi. "Kami bahas nanti keekonomiannya, kalau tidak ekonomis apa yang kami lakukan," ujar dia. (Baca: Pemerintah Siapkan Teknologi Khusus Pengembangan Blok East Natuna)

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, perubahan skema bagi hasil Blok East Natuna perlu dibicarakan lebih lanjut dengan pemerintah. Ia berharap, besaran bagi hasil untuk kontraktor bisa lebih baik. "Kami siapkan usulan porsi yang ekonomis," ujar dia beberapa waktu lalu. 

Dwi juga menargetkan, Pertamina bisa mengajukan kontrak PSC untuk pengembangan Blok East Natuna pada tahun ini. Dengan begitu, dia berharap penandatanganan PSC bisa dilakukan pada tahun depan. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...