Pastikan Harga Premium Turun, Menteri ESDM Bahas dengan Jokowi

Yura Syahrul
22 Desember 2015, 15:01
BBM Subsidi KATADATA | Arief Kamaludin
BBM Subsidi KATADATA | Arief Kamaludin
KATADATA | Arief Kamaludin

(Baca : Terendah Sejak 2009, Harga Minyak Tahun Depan Bisa US$ 20)

Dalam menghitung harga BBM bersubsidi, pemerintah menggunakan dua indikator. Selain harga minyak dunia, pemerintah memperhitungkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kalau melongok pergerakan rupiah dalam tiga bulan terakhir, yaitu 24 September lalu hingga Senin lalu (21/12), nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 5 persen terhadap dolar AS. Sebaliknya, pada periode 24 Juni-24 September 2015, rupiah malah melemah 10,4 persen terhadap dolar AS.

Meski begitu, menurut Sudirman, pemerintah sebenarnya memiliki opsi selain menurunkan harga BBM mengikuti harga keekonomiannya saat ini. Yaitu, memupuk dana ketahanan energi sesuai dengan amanat Undang-Undang Energi.

(Baca: DPR Tak Percaya Perhitungan Pertamina Soal Harga Premium)

Ia menilai, anjloknya harga minyak saat ini dapat dijadikan momentum untuk membentuk dana ketahanan energi, alih-alih menurunkan harga BBM bersubsidi. Pasalnya, hingga saat ini pemerintah belum mengalokasikan dana pengurasan energi fosil yang dapat digunakan untuk pembangunan yang mendatangkan manfaat berkelanjutan.

Melalui skema tersebut, perlu membuat batas atas dan batas bawah harga BBM. Artinya, jika harga minyak dunia berada di batas bawah maka surplus harga BBM terhadap harga keekonomiannya bisa disimpan dalam Dana Ketahanan Energi. Sedangkan jika harga minyak dunia berada di batas atas maka dana tersebut bisa dipakai untuk menutup kekurangan harga BBM itu terhadap harga keekonomiannya. "Menurut saya itu opsi yang paling pas untuk diterapkan," tandas Sudirman.

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...