Impor Bawang Merah Ditutup, Pendapatan Petani di Bima Terkerek

Image title
Oleh Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
1 Januari 1970, 07:00
RENCANA PENYALURAN BLT
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/hp.

“Oleh karena itu dukungan dari Kementerian Pertanian dalam hal ini dari bapak bapak para dirjen untuk keberlangsungan petani kami dari bibit, pupuk maupun alsintan sangat kami harapkan dan tentunya dukungan yang selama ini diberikan kepada kami dan para petani kami ucapkan banyak terima kasih,” tukasnya.

 

Badan Karantina Pertanian mencatat ekspor komoditas bawang berasal dari petani di Pulau Sumbawa melalui pelabuhan Badas, Poto Tano, Bima dan Sape tahun 2018 sebanyak 23,1 ribu ton, tahun 2019 produksi sebanyak 24,1 ribu ton dan tahun 2020 (hingga 26 Mei tahun 2020) sebanyak 1,3 ribu ton . 

 

Sedangkan untuk komoditas jagung berasal dari petani di Sumbawa, Bima dan Dompu dimana produksi tahun 2018 sebanyak 478,1 ribu ton dan produksi tahun 2019 sebanyak 668,9 ribu ton.

 

Berdasarkan data Early Warning System (EWS) bawang merah yang disesuaikan hitungannya berdasarkan produksi rogol kering askip, prediksi Ditjen Hortikultura pada bulan Mei-Agustus 2020 terdapat produksi sebanyak 348.343 ton sedangkan kebutuhan sebesar 342.598 ton, sehingga surplus sebesar 5.745 ton. 

 

Adapun luas pertanaman bawang merah secara nasional selama periode Januari-Mei 2020 tercatat seluas 74.083 hektare (ha) dengan rincian bulan Januari seluas 17.472 ha, Februari seluas 14.739 ha, Maret seluas 14.278 ha, April seluas 14.088 ha dan Mei seluas 13.506 ha.

Halaman:
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...