Sulit Dapat Data Swasta, Pemerintah Siapkan Protokol Pertukaran Data

Pingit Aria
26 September 2020, 15:58
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) memperhatikan alat terapi oksigen HFNC hasil produksi dari peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat melakukan kunjungan kerja di Laboratorium LIPI Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro (kedua kanan) memperhatikan alat terapi oksigen HFNC hasil produksi dari peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat melakukan kunjungan kerja di Laboratorium LIPI Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/7/2020). Dalam kunjungan kerjanya di Bandung, Menristek berkesempatan untuk memantau produk dari peneliti LIPI Bandung serta memantau perkembangan vaksin COVID-19 di PT Bio Farma Bandung.

Di pihak lain, Bambang juga menekankan pentingnya aspek interoperabilitas dan keamanan dalam protokol pertukaran data. Artinya, dari pihak pengguna, termasuk pemerintah pun harus menjaga data tersebut agar tidak bocor.

Di antara aplikasi yang tengah dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi adalah Mobile Covid-19 Track. Aplikasi khusus dokter ini dilengkapi dengan fitur analisis sebaran dan pergerakan pasien Covid-19. Fitur lainnya adalah pengelolaan alat pelindung diri (APD) secara spasial.

"Jadi, ini tujuannya benar-benar untuk melindungi dokter, tapi tidak dengan dokumen yang banyak atau berlebihan. Cukup dengan aplikasi di handphone," kata Bambang.

Kemenristek juga berencana membuat paspor kesehatan (health pass) terkait Covid-19 dengan AI dan big data. Melalui ini, masyarakat dapat mengetahui informasi kesehatan pribadinya dan data kesehatan orang lain di berbagai wilayah.  "Sehingga ketika kita bergerak kita bisa mengetahui bagaimana kondisi kita dan sekitarnya. Ini menurut saya sangat penting," kata Bambang.

Selain pemerintah, perusahaan teknologi seperti Telkom dan Deloitte sudah menggunakan big data selama pandemi corona. Namun, tujuannya untuk meningkatkan pelayanan konsumen sampai pengembangan produk.

Head of Data Telkom Komang B Aryasa menyatakan, perusahaannya menggunakan big data untuk memberikan penawaran paket data berlangganan pada layanan streaming atau video on demand (VoD).

Sementara, Data Analytics Deloitte Tantiny Tanjung menyatakan big data membantu perusahaannya lebih mudah menyarankan sejumlah opsi bisnis kepada klien. Dengan begitu, proses konsultasi berjalan lebih efisien.

"Nah, dengan mengetahui apa saja value yang ingin ditangkap (klien), maka barulah kita membentuk rencana strategis, dan menangkap peluang lain untuk menghasilkan penghasilan baru," ujar Tantiny.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...