Memahami Makna Kandungan Surat Al Ashr

Image title
9 November 2021, 18:20
Ilustrasi Juz Amma yang di dalamnya terdapat kandungan Surat Al Ashr
ANTARA FOTO/Saiful Bahri/hp.
Ilustrasi Juz Amma yang di dalamnya terdapat kandungan Surat Al Ashr

Selain ucapan Ima Syafi'i, dari kandungan Surat Al Ashr tersebut sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, seorang muslim wajib menggunakan waktunya sebaik mungkin, setidaknya untuk menuntut ilmu, berdakwah di jalan Allah SWT dan bersabar dalam dakwah. Sehingga kelak tidak ada penyesalan di akhir hayat.

Kandungan Surat Al Ashr Dari Tafsir Kementerian Agama

 Kementerian Agama, Republik Indonesia memberikan penjelasan mengenai Surat Al Ashr. Allah bersumpah dengan masa yang terjadi di dalamnya dengan bermacam-macam kejadian dan pengalaman yang menjadi bukti atas kekuasaan Allah yang mutlak, hikmah-Nya yang tinggi, dan Ilmu-Nya yang sangat luas.  Perubahan-perubahan besar yang terjadi pada masa itu sendiri, seperti pergantian siang dengan malam yang terus-menerus, habisnya umur manusia, dan sebagainya merupakan tanda keagungan Allah.

Dalam ayat lain, Allah berfirman: "Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan." (Fussilat/41: 37)

Apa yang dialami manusia dalam masa itu dari senang dan susah, miskin dan kaya, senggang dan sibuk, suka dan duka, dan lain-lain menunjukkan secara gamblang bahwa bagi alam semesta ini ada pencipta dan pengaturnya. Dialah Tuhan yang harus disembah dan hanya kepada-Nya kita memohon untuk menolak bahaya dan menarik manfaat.

Adapun orang-orang kafir menghubungkan peristiwa-peristiwa tersebut hanya kepada suatu masa. Sehingga mereka beranggapan bila ditimpa bencana, hal itu hanya kemauan alam saja. Allah menjelaskan bahwa masa (waktu) adalah salah satu makhluk-Nya dan di dalamnya terjadi bermacam-macam kejadian, kejahatan, dan kebaikan. Bila seseorang ditimpa musibah, hal itu merupakan akibat tindakannya. Masa (waktu) tidak campur tangan dengan terjadinya musibah itu.

Dalam ayat kedua, Allah mengungkapkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah sungguh secara keseluruhan berada dalam kerugian bila tidak menggunakan waktu dengan baik atau dipakai untuk melakukan keburukan. Perbuatan buruk manusia merupakan sumber kecelakaan yang menjerumuskannya ke dalam kebinasaan.

Dosa seseorang terhadap Tuhannya yang memberi nikmat tidak terkira kepadanya adalah suatu pelanggaran yang tidak ada bandingannya sehingga merugikan dirinya.

Dalam ayat ketiga, Allah menjelaskan bahwa jika manusia tidak mau hidupnya merugi, maka ia harus beriman kepada-Nya, melaksanakan ibadah sebagaimana yang diperintahkan-Nya, berbuat baik untuk dirinya sendiri, dan berusaha menimbulkan manfaat kepada orang lain.

Di samping beriman dan beramal saleh, mereka harus saling nasihat-menasihati untuk menaati kebenaran dan tetap berlaku sabar, menjauhi perbuatan maksiat yang setiap orang cenderung kepadanya, karena dorongan hawa nafsunya.

Halaman:
Editor: Safrezi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...