Cek Fakta: Apakah Vaksin Mengandung Bahan Kimia Berbahaya?

Amelia Yesidora
31 Januari 2022, 07:30
Cek Fakta: Apakah Vaksin Mengandung Bahan Kimia Berbahaya?
ANTARA FOTO/REUTERS/Ciro De Luca/WSJ/cf
Tenaga kesehatan menyiapkan dosis vaksin Pfizer-BioNTech di pusat vaksinasi penyakit virus korona (Covid-19) di Naples, Italia, Jumat (8/1/2021).

Dalam publikasinya, profesor ini menjelaskan adanya graphene oxide dalam vaksin Pfizer. Badan Pengawas Obat Inggris melalui laman Fullfact.org sudah menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 tidak mengandung zat graphene oxide

Untuk memperkuat argumen ini, Anggota Kongres Sains & Teknik dari Kongres Kimia Amerika Matthew Diasio menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 berwarna transparan atau cenderung kekuningan. Fakta ini membuktikan bahwa tidak ada graphene oxide di dalam vaksin, karena zat tersebut cenderung mengubah warna cairan menjadi cokelat tua atau hitam.

“Bila satu dosis vaksin memiliki paling tidak 1 % graphene oxide, cairan vaksin tersebut akan terlihat hitam, atau setidaknya gelap,” kata Diasio dilansir dari Reuters.

Graphene oxide sendiri adalah senyawa yang dihasilkan dari proses oksidasi molekul atom grafit. Zat ini banyak digunakan dalam industri tekstil, elektronik, dan penyimpanan energi. 

Salah satu vaksin yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac hanya terdiri atas lima bahan baku. Menurut World Health Organization (WHO), bahan-bahan itu antara lain:

  1. Inactivated virus atau virus yang sudah dilemahkan
  2. Aluminium hidroksida sebagai peningkat kemampuan vaksin
  3. Larutan fosfat sebagai stabilizer vaksin
  4. Natrium Klorida (NaCl) atau larutan garam
  5. Air

Sementara itu, vaksin Pfizer juga memiliki bahan baku yang berbeda dengan yang disebutkan laman tersebut. Bahan baku vaksin Pfizer menurut Badan Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat terdiri dari mRNA, lemak, potasium klorida, potasium fosfat, sodium klorida, sodium fosfat dihidrat, dan sukrosa.

Kesimpulan

Vaksin Covid-19, baik Sinovac ataupun Pfizer tidak mengandung bahan baku seperti yang dijelaskan dalam pesan berantai tersebut. Kedua vaksin tersebut telah melewati uji klinis sebelum digunakan oleh khalayak umum.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.

google news initiative x katadata
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...