Sang Jenderal Pandemi Covid-19

Sorta Tobing
26 Maret 2023, 14:10
Sang Jenderal Pandemi Covi-19
Ilustrator: Lambok Hutabarat | Katadata

Dicky menyebut Doni sebagai pemimpin yang paham betul soal birokrasi dan aturan. Ketika rumah sakit butuh bantuan oksigen, Doni dapat memastikan masalah itu teratasi dengan cepat. “Ia berkolaborasi dengan banyak pihak, membuat pedoman dan perilaku selama pandemi untuk diterapkan di masyarakat,” kata Dicky. 

Ia masih ingat ketika kasus Covid-19 melonjak di Surabaya pada pertengahan 2020. Rumah sakit sempat kekurangan oksigen dan makanan. Sulit pula melakukan tes usap untuk mendeteksi virus corona. Doni lalu mencari bantuan, menghubungi orang-orang sekitarnya. Dalam semalam bantuan langsung datang ke kota tersebut. 

Aksi Doni yang lincah rasanya tak terlepas dari pengalaman panjangnya di TNI. Pria berdarah Sumatera Barat itu memilih masuk Akademi Militer usai lulus SMA 3 Padang. Kariernya di militer terbilang moncer. 

Doni pernah mengemban tugas sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus, Komandan Detasemen Markas Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), dan Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Covid-19 Sonny Harry B Harmadi masih ingat mulai bekerja pada khusus pada Agustus 2020. Ketika itu, Doni meminta Harry untuk membuat strategi mengubah perilaku masyarakat. “Pak Doni dan saya teman seangkatan di Lembaga Ketahanan Nasional,” ucapnya. 

Tugas itu, menurut Sonny, terbilang rumit. Bebannya berat dengan target fantastis. Semua orang harus memakai masker dan mengubah perilaku sadar pandemi dalam waktu tiga bulan. Penyusunan strategi itu ia lakukan bersama Doni dan para ahli dari berbagai universitas. 

Beberapa kampanye pun muncul. Yang paling teringat sampai sekarang adalah 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. 

RAKOR PENANGANAN COVID-19 DI SUMATERA SELATAN
Rakor penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.)

Doni Monardo dan Pohon 

Walaupun media kerap menyebut namanya, Doni jarang menerima permintaan wawancara. Saat Katadata.co.id ingin melakukannya, Doni memilih mengirimkan buku biografinya, berjudul Titik Nol Corona

Pengarang buku yang menjabat stafnya, Egy Massadiah, mempersilakan kami untuk mengutip pernyataan Doni dalam buku tersebut. Beberapa hal menarik tentang pemikiran Doni tertuang. 

Urusan strategi, Doni menerapkan pemikiran Sun Tzu. Buku The Art of War karangan filsuf Cina tersebut menjadi favoritnya. Kutipan yang selalu ia pegang adalah seni perang tertinggi adalah menaklukkan musuh tanpa pertempuran. Karena itu, Doni lebih menekankan pada dialog dan koordinasi dalam menangani pandemi.  

Ayah tiga anak ini juga dikenal sebagai pecinta alam. Ia hafal berbagai jenis pohon. Suatu peristiwa sepulang dari Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Jakarta, Doni dan rombongan BNPB berjalan menuju lokasi parkir. Ia menunjuk satu pohon dan berkata, “Ini pohon mindi.”

Langkahnya lalu berhenti dan menunjuk pohon setinggi lima meter. “Nah, kalau ini pohon pule. Aromanya wangi saat bunganya kuncup,” katanya. Seluruh rombongan paham betul, pohon menjadi salah satu hiburan dan penyemangat Doni.

Halaman:

Dalam rangka mengapresiasi para tokoh yang berkontribusi besar dalam penanganan pandemi Covid-19, Katadata menyajikan edisi khusus Katadata25. Sebanyak 25 tokoh atau lembaga kami sajikan dalam beragam konten informatif. Simak rangkaian lengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...